Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pemain Diaspora di Tim Nasional, Sebuah Fenomena Global

25 September 2024   20:24 Diperbarui: 25 September 2024   20:41 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nico Yennaris (Theguardian.com)

Dalam beberapa tahun terakhir, Timnas Indonesia kedatangan sejumlah pemain diaspora Indonesia. Ada yang memang punya status kewarganegaraan ganda terbatas (sebelum akhirnya memilih menjadi WNI) seperti Elkan Baggott (Indonesia-Inggris) dan Cyrus Margono (Indonesia-Amerika Serikat).

Seperti diketahui, hukum di Indonesia tidak mengakui adanya kewarganegaraan ganda, tapi mengakui adanya kewarganegaraan ganda terbatas, yang pada saatnya harus dipilih salah satu. Status khusus ini biasanya dimiliki anak hasil perkawinan antara WNI dan WNA.

Belakangan, PSSI cukup gencar menelusuri pemain diaspora Indonesia yang lahir di luar negeri, tapi punya garis keturunan Indonesia. Kebetulan, FIFA juga mengizinkan keberadaan pemain diaspora di tim nasional.

Dengan catatan, si pemain punya garis keturunan maksimal dari generasi kakek-nenek, atau minimal punya kakek atau nenek yang lahir di negara tujuan. Dua kriteria tambahan ini unik, tapi membuat ruang eksplorasi talenta diaspora lebih luas.

Di Timnas Indonesia, ada Jordi Amat dan Maarten Paes yang punya kriteria unik ini, dan sama-sama berasal dari salah seorang nenek mereka. Seperti diketahui, nenek Jordi Amat berasal dari Sulawesi Utara, sementara nenek Maarten Paes lahir di Kediri, Jawa Timur.

Dengan adanya faktor garis keturunan atau historis inilah, proses naturalisasi para pemain diaspora Indonesia ini berlangsung relatif cepat. Jumlahnya pun cukup banyak, tapi standar kualitasnya jelas. 

Justin Hubner dan Rafael Struick (Tribunnews.com)
Justin Hubner dan Rafael Struick (Tribunnews.com)

Karena itulah, pemain-pemain seperti Jay Idzes (Venezia), Thom Haye (Almere City), Justin Hubner (Wolverhampton Wanderers) dan Ragnar Oratmangoen (FCV Dender) bisa memberi dampak positif buat Tim Garuda. 

Pemain seperti Nathan Tjoe-A-On (Swansea City) dan Rafael Struick bahkan juga mampu menaikkan animo suporter, khususnya suporter wanita, yang sebelumnya tidak terlalu tinggi. Sebuah sinyal positif yang bisa membangun terciptanya rasa aman dalam menonton langsung aksi tim nasional di stadion.

Uniknya, kehadiran pemain-pemain diaspora di tim nasional ternyata telah menjadi satu fenomena global di era modern. Di Asia Tenggara era modern, Indonesia menjadi pelopor bersama Filipina, dengan masing-masing kedatangan Irfan Bachdim dan Younghusband bersaudara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun