"Hari sial tak ada di kalender"
Omongan lama ini mungkin terdengar klise, tapi itulah yang datang di satu Minggu pagi nan cerah. Awalnya, semua masih baik-baik saja, tapi ketika rasa sakit itu tak terbendung, ia muncul tanpa malu-malu dan memberi kotak pandora.
Kotak itu dibiarkan terbuka tanpa tutup, dan mengeluarkan semuanya. Rasa sakit, marah, tak berdaya, lengkap dengan bumbu-bumbu dapur macam sambal mulut pedas, larutan hal toksik, rasa trauma, dan semua hal gila lainnya benar-benar menjadi satu kombinasi maut.
Tak cukup sampai disitu, kotak pandora ini  kadang membawa serta sisi sok tahu. Ada  analisis layaknya detektif handal, yang ternyata hanya satu spekulasi, jika tidak sesuai fakta.
Ada juga label "tubuh lansia" yang dengan enaknya disematkan. Padahal, kalau mau jujur, aku sendiri sudah lama menerima fakta: tubuh yang sejak awal memang sudah "salah cetak" ini bahkan lebih renta dari lansia umur 80-an tahun yang sehat secara fisik.
Jadi, memang tubuh ini dari sananya memang sudah renta, kecil juga. Saking kecilnya, ada teman yang sambil bercanda bilang,
"Mungkin aku cukup pakai satu tendangan, untuk membuat kakimu langsung patah tulang".
Karena faktanya memang begitu, dan mungkin lebih buruk, aku langsung mempergelap candaan "gelap" itu.
"Bukan patah lagi, mungkin lepas. Jadi, mungkin aku bisa ganti ke kaki besi atau kaki kuda. Kamu tahu, seberapa kencang tendangan kakimu ke bola futsal."
Candaan ini membuat kami dan semua yang mendengar terdiam. Mungkin, ini terlalu seram untuk dibayangkan, tapi sudah cukup menegaskan, aku harus sangat hati-hati, sebagaimana seharusnya.