Dengan level performa yang relatif sudah menurun, sikap kalem fans, dan perlakuan begitu hati-hati yang diterima pemain kelahiran tahun 1987 ini, ada satu keheranan yang mungkin terlintas.
Mengapa pelatih Lionel Scaloni masih tetap melibatkan dalam tim, bahkan mengharapkannya ikut bermain di Piala Dunia 2026?
Kalau melihat performa tim secara umum di Copa America 2024, keberadaan Lionel Messi di tim tampak menjadi satu strategi khusus tim juara Piala Dunia tiga kali, untuk mempersiapkan era setelah sang ikon pergi.
Seperti diketahui, di balik performa "biasa saja" sang kapten, ada pemain lain yang bisa bersinar. Inilah yang lalu dimanfaatkan Scaloni, untuk membangun tim sebagai satu unit, dan mengurangi ketergantungan kepada Messi.
Sebagai contoh, Lautaro Martinez mampu mencetak 4 gol (dan berpeluang menjadi top skor). Ada juga Emiliano Martinez yang baru kebobolan satu gol, dan (seperti biasa) andal di babak adu penalti.
Karena peran dan kontribusinya di tim nasional masih kuat, jelas perlu ada satu masa transisi tidak sebentar, supaya ketika eks pemain PSG ini benar-benar pensiun, performa tim nasional bisa tetap stabil.
Pada masa lalu, Albiceleste sempat mengalami situasi sulit, saat ditinggal pensiun Diego Maradona usai Piala Dunia 1994.
Sepeninggal El Pibe De Oro, pemain bintang datang silih berganti, tapi tidak adanya persiapan memadai, membuat bayang-bayang besar El Diego begitu awet.
Saking awetnya, tim nasional sempat mengalami puasa gelar juara, yang baru tuntas tahun 2021, atau hampir 30 tahun lamanya.
Sampai Lionel Messi akhirnya datang dari meraih berbagai prestasi, pemain berbakat dengan label "Maradona Baru" muncul silih berganti, tapi tak ada yang bisa mendekati kehebatan sang legenda lawas Argentina.
Untuk kasus Lionel Messi, yang secara prestasi di tim nasional selevel (dalam hal menjadi juara dunia) dengan Maradona, tim pelatih La Seleccion tampaknya belajar betul dari keruwetan di masa lalu. Copa America 2024 adalah titik awal, dan titik akhirnya ada di Piala Dunia 2026..
Dengan pendekatan seperti ini, ada persiapan secara kolektif, baik bagi tim di lapangan maupun penggemar di luar lapangan, untuk bisa "melepas" peraih 8 Ballon D'Or, saat waktunya datang dan semua sudah siap.