Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Starlink, Sebuah Terapi Kejut

9 Juni 2024   21:12 Diperbarui: 9 Juni 2024   21:57 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masuknya Starlink ke Indonesia menghadirkan satu pro-kontra, baik dalam hal isu keamanan siber, kecepatan koneksi, dan harga layanan.

Terlepas dari beragam data-fakta dan opini yang muncul, sebenarnya ini adalah satu terapi kejut yang sangat bagus, khususnya buat penyedia jasa layanan internet dan konsumen di Indonesia.

Bagi penyedia jasa layanan internet di Indonesia, keberadaan layanan milik Elon Musk seharusnya adalah satu peringatan keras, agar mereka mau memperbaiki kualitas layanan.

Sudah jadi rahasia umum kualitas layanan internet di Indonesia masih kurang prima. Gerimis sedikit saja, sinyal bisa bubar, apalagi saat ada gangguan teknis. Solusi paling umum yang diberikan hanya restart modem, sekalipun masalahnya tidak terletak pada modem.

Ajaibnya, di saat kualitas layanan konsisten seadanya, tarif layanan internet cenderung naik secara konsisten, mengikuti laju inflasi. Realita ini masih ditambah dengan kecepatan koneksi internet Indonesia yang masih "kelas menengah ke bawah" di kawasan ASEAN.

Terlepas dari luasnya wilayah Indonesia secara geografis, kecepatan internet di Indonesia memang sejalan dengan quote tersohor seorang Menkominfo pada eranya: "internet cepat buat apa?".

Jadi, normal kalau progres level teknologi internet di Indonesia cenderung santai. Pada titik tertentu, progresnya bahkan terlalu santai.

Di saat ponsel teknologi 5G mulai bermunculan, koneksi 4G saja masih belum merata di Indonesia. Masih ada banyak daerah "susah sinyal" di Indonesia, karena proyek untuk membangun infrastrukturnya dikorupsi seorang oknum Menkominfo, dengan angka mencapai triliunan rupiah.

Dengan situasi seperti itu, wajar jika kedatangan Starlink ke Indonesia menghadirkan pro-kontra. Maklum, koneksi internet yang ditawarkan berbasis satelit di luar angkasa, dan tidak bergantung pada keberadaan menara pemancar.

Kelebihan ini menjadi satu kejutan ampuh buat para penyedia jasa layanan internet di Indonesia, baik plat merah maupun swasta, karena kemampuan dan jangkauan  sinyal yang ditawarkan sungguh prima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun