Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liga Champions yang (Mulai) Membosankan

2 Juni 2024   17:44 Diperbarui: 2 Juni 2024   17:51 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemenangan 2-0 Real Madrid atas Borussia Dortmund, Minggu (2/6, dinihari WIB) menandai torehan gelar Liga Champions ke 15 sepanjang sejarah klub. Dengan demikian, tim asuhan Carlo Ancelotti berhasil mengawinkan gelar La Liga Spanyol dan Liga Champions.

Laga yang juga menjadi partai terakhir Toni Kroos bersama Real Madrid ini sebenarnya berjalan cukup alot, terutama di babak pertama. Terbukti, skor kacamata menjadi hasil saat kedua tim turun minum.

Di babak kedua, Si Putih mampu menunjukkan kelas mereka sebagai tim spesialis final Liga Champions. Gol-gol Dani Carvajal dan Vinicius Junior menamatkan perlawanan Dortmund di Wembley.

Secara hasil akhir, kemenangan El Real memang membuktikan, mereka punya kematangan mental dan kualitas tim kelas satu. Meski sempat diganggu masalah cedera, tim raksasa Spanyol ini masih belum tergoyahkan.

Tapi, kalau dirunut sejak 11 musim terakhir, tepatnya saat Los Blancos meraih La Decima di final Liga Champions musim 2013-2014, mulai muncul kesan "membosankan" dari kompetisi kasta tertinggi antarklub Eropa.

Dari 11 musim terakhir, tim kesayangan Madridista mampu meraih 6 titel Si Kuping Besar. Tiga diantaranya bahkan diraih secara beruntun, antara tahun 2016-2018. Sebuah kecenderungan dominasi yang sangat terlihat.

Kecenderungan dominasi dari tim ibukota Spanyol ini sekilas terlihat wajar. Sejak Florentino Perez menghadirkan lagi proyek olahraga Los Galacticos (yang belakangan menyasar talenta muda terbaik di dunia) belum ada lagi tim yang bisa konsisten menjadi lawan sebanding.

Barcelona yang membanggakan tiki-taka dan La Masia masih berkubang dalam lumpur krisis keuangan, sementara PSG dan Manchester City jelas masih kalah pengalaman. Liverpool dan Bayern Munich punya tim cukup kuat, tapi masih punya siklus naik-turun dan bongkar pasang tim relatif pendek.

Berkat manajemen keuangan yang oke dan orientasi transfer pemain jangka panjang, kondisi Real Madrid jauh lebih stabil. Di bursa transfer, nama besar klub menjadi satu daya tarik yang tak bisa ditolak mentah-mentah.

Alhasil, butuh tim yang benar-benar istimewa untuk bisa mengalahkan Los Merengues di Eropa. Juventus versi "prime" di periode pertama Massimiliano Allegri, tim istimewa Ajax Amsterdam, Chelsea nya Thomas Tuchel, dan Manchester City-nya Pep Guardiola yang perfeksionis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun