Pejabat di bidangnya, yang bahkan bertitel akademik Profesor sudah mengeluarkan pernyataan yang malah memperjelas keruwetan yang ada di dunia pendidikan nasional.
Sudah kenaikan biayanya "diluar nurul", kurikulumnya terlalu ruwet, kesempatan kerja pun tidak pasti. Apa lagi yang bisa diharapkan? Apakah Indonesia Emas sebenarnya hanya topeng dari Indonesia Cemas?
Daripada hanya membuat pernyataan blunder dan klarifikasi, sudah saatnya pemerintah mengkaji ulang dan memperbaiki kekurangan yang ada.
Jangan sampai perbaikan itu baru dilakukan, setelah ada pergeseran minat dari perguruan tinggi negeri ke swasta, akibat perbedaan biaya yang jomplang. Malu dan ruginya berkali-kali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H