Menuju Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, PSSI membuat satu kejutan, dengan memasang harga tiket lebih mahal dari sebelumnya. Seperti diketahui, PSSI mematok tarif tiket antara 250 ribu rupiah-1,25 juta rupiah, dengan harga khusus untuk tiket terusan.
Jay Idzes dkk sendiri akan berlaga menghadapi Irak dan Filipina, yang akan menentukan kelolosan ke babak lanjut Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan putaran final Piala Asia 2027.
Meski dua laga ini terbilang krusial, kenaikan harga tiket yang cukup banyak tetap saja mengundang pro-kontra di berbagai tempat.
Sebagai perbandingan, pada laga melawan Vietnam (di ajang yang sama), harganya berada di kisaran 100 ribu-750 ribu rupiah.
Terlepas dari pro-kontra yang ada, sebenarnya kenaikan harga ini bisa dilihat sebagai satu kemungkinan respon dari PSSI, terkait situasi yang ada.
Ada dua kemungkinan bertolak belakang di sini.
Pertama, kenaikan harga tiket di Stadion Gelora Bung Karno adalah satu cara PSSI mengedukasi suporter, sekaligus mengontrol situasi sejak dalam perencanaan.
Disadari atau tidak, para pengurus PSSI sepertinya belajar banyak dari pengalaman di Piala Asia U-23 dan babak akhir Kualifikasi Olimpiade 2024.
Mereka sudah pasti melihat langsung, bagaimana euforia dan histeria saat Timnas U-23 melaju ke semifinal Piala Asia U-23 dan terhenti di babak play-off Asia-Afrika Olimpiade 2024. Dua warna itu sangat kelihatan, meski Timnas Indonesia bermain di luar negeri.
Terbukti, PSSI sampai harus meminta maaf kepada FGF (PSSI-nya Guinea) dan merilis pernyataan tegas, setelah sejumlah oknum suporter Timnas U-23 berbuat rasis di media sosial, khususnya di akun berita seputar Timnas Guinea dan FGF.