Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pemilu Serentak, Sudah Saatnya Ditinjau Ulang

25 Februari 2024   13:58 Diperbarui: 25 Februari 2024   13:59 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangankan petugas Pemilu, mesin saja bisa rusak kalau diforsir bekerja terlalu keras.

Karena itulah, KPU dan pihak-pihak terkait perlu menimbang ulang sistem Pemilu yang saat ini ada. Kalau memang mau dilanjut, setidaknya bukan hanya upah yang naik, tapi ada kriteria spesifik dengan standar lebih baku.

Misalnya, dengan menetapkan batas usia maksimal 45 tahun dan tidak mempunyai komorbid maupun riwayat penyakit kronis. Dengan penetapan standar baku ini, setidaknya ada satu filter yang bisa digunakan untuk menekan angka korban sakit atau meninggal dunia.

Bukan bermaksud diskriminatif atau semacamnya, tapi penetapan kriteria spesifik soal batas usia dan riwayat kesehatan bagi calon petugas Pemilu memang seharusnya menjadi satu urgensi.

Dengan beban kerja seberat itu, jelas dibutuhkan kondisi fisik prima. Seharusnya, aspek ini menjadi satu kesadaran bersama.

Bahkan, kalau memang dibutuhkan, petugas Pemilu perlu mengikuti latihan dasar bersama Kopassus, supaya mereka bisa lebih siap menghadapi beban kerja berat dan situasi tak terduga.

Memang, KPU sudah menaikkan upah petugas Pemilu 2024, dan memberikan santunan biaya sampai puluhan juta rupiah, tapi kalau taruhannya kesehatan bahkan nyawa, jelas tidak sepadan. Apalagi  kalau upah dan santunan itu malah dikorupsi oknum nakal.

Belum lagi, Pemilu kadang membawa serta potensi konflik horizontal. Otomatis, posisi petugas Pemilu cukup rentan, sehingga perlu dibekali keterampilan yang dibutuhkan.

Karena itulah, KPU dan pihak-pihak terkait perlu menata ulang sistem kerja yang ada. Kalau memang harus menggunakan sistem shift kerja, menambah upah dan menambah jumlah personel harus dilakukan, rasanya masyarakat juga tak keberatan.

Selama anggaran yang ada tidak disalahgunakan, dan angka korban petugas Pemilu bisa ditekan sampai serendah mungkin, tidak ada yang salah di sini.

Lagipula, Pemilu sebenarnya adalah kompetisi menuju kekuasaan, yang dikemas dalam pesta demokrasi bagi rakyat. Kompetisi kadang memang membutuhkan usaha dan dana lebih untuk meraih prestasi, tapi kalau sampai jatuh korban, satu saja nyawa manusia jelas terlalu mahal harganya, apalagi kalau sampai ratusan.

Mau sampai kapan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun