Bicara soal Timnas Korea Selatan, sebenarnya ada sebuah anomali yang menjadi warna khas mereka, setidaknya dalam dua dekade terakhir.
Dalam hal sistem pembinaan pemain dan prestasi, mereka masih menjadi salah satu yang terbaik di Asia. Di saat negara lain mulai melirik pemain diaspora, Korea Selatan masih konsisten mengandalkan sistem pembinaan lokal mereka sendiri.
Dari sini, mereka bisa "mengekspor" pemain lokal mereka ke luar negeri, dengan Eropa sebagai tujuan teratas, khususnya jika pemain tersebut punya kualitas di atas rata-rata.
Dari generasi Cha Bum Kun, Park Ji Sung sampai Son Heung-Min dan Lee Kang In di era kekinian, negara asal drakor ini selalu punya pemain bintang yang jadi representasi Asia di level global.
Sebenarnya, fenomena ini juga sempat terjadi di pos pelatih tim nasional. Sebelum Guus Hiddink (Belanda)datang tahun 2001, pelatih asing yang pernah menangani Timnas Korea Selatan hanya Anatoliy Byshovets (Rusia, 1994-1995).
Tapi, sejak mencapai semifinal Piala Dunia 2002 bersama Hiddink, terlepas dari berbagai kontroversi yang ada, KFA (PSSI-nya Korea Selatan) cenderung lebih membuka diri pada pelatih asing.
Sejak Guus Hiddink, ada beberapa pelatih asing berprofil lumayan yang pernah menangani Tim Taeguk Warriors. Ada Jo Bonfrere (Belanda, 2004-2005) yang pernah membawa Nigeria juara Olimpiade 1996, Pim Verbeek (Belanda, 2006-2007) yang sebelumnya menjadi asisten Guus Hiddink, dan Dick Avocaat (2005-2006, eks pelatih Timnas Belanda di Piala Dunia 1994 dan Euro 2004).
Selain pelatih-pelatih asal Belanda, dua eks pelatih Timnas Portugal juga pernah menjadi pelatih Timnas Korsel, yakni Humberto Coelho (2003-2004) dan Paulo Bento (2018-2022). Keduanya sama-sama pernah membawa Portugal lolos ke semifinal Piala Eropa, masing-masing pada edisi 2000 dan 2012.
Kesan kosmopolitan di daftar pelatih Timnas Korea Selatan makin lengkap, karena mereka pernah juga ditangani pelatih asal Jerman, yakni Ulrich Stielke (2014-2017) dan Juergen Klinsmann (2023-2024).
Keduanya sama-sama pernah menjadi pemain Timnas Jerman (Barat) dan sama-sama pernah melatih di Timnas Jerman sampai tahun 2006. Bedanya, Stielke berperan sebagai asisten pelatih dan pelatih tim junior (1998-2006), sementara Klinsmann berperan sebagai pelatih tim senior (2004-2006).