Bicara soal manuver belanja Bayern Munich di musim 2023-2024, ada satu fenomena unik yang terlihat. Mereka cenderung pragmatis, dengan membeli pemain-pemain yang sudah jadi, seperti Konrad Laimer (RB Leipzig, 26 tahun), Raphael Guereirro (Borussia Dortmund, 29), Eric Dier (Tottenham Hotspur, 29), Kim Min Jae (Napoli, 26) dan Harry Kane (Tottenham Hotspur, 30).
Dari nama-nama yang diboyong ke Allianz Arena, praktis hanya Daniel Peretz (23) yang merupakan pemain muda. Kiper asal Israel itu datang dari Maccabi Tel Aviv untuk melapis kiper senior Manuel Neuer, menggantikan Yann Sommer (Swiss) yang dilego ke Inter Milan. Selebihnya, datang dari pemain lulusan akademi klub.
Selain Peretz, praktis hanya Guereirro saja yang merupakan pemain pelapis. Laimer, Kane dan Kim Min Jae merupakan pemain inti di lini tengah, depan dan belakang.
Satu nama lagi, yakni Eric Dier, datang di bursa transfer musim dingin sebagai pemain pinjaman. Eks rekan setim Harry Kane di Tottenham Hotspur ini diproyeksi melapis lini tengah dan belakang.
Sebagai tim yang dominan di Bundesliga Jerman, pragmatisme Die Roten cukup bisa  dimengerti. Mereka tak ingin berputar-putar dengan mengorbitkan pemain muda hanya untuk dijual mahal, karena tujuan akhirnya bukan hanya jual-beli pemain, tapi juga meraih trofi di dalam negeri, dan kompetitif di Eropa.
Soal belanja pemain, tim dari Bavaria ini sudah lama dikritik, karena hobi menggembosi tim rival. Selain Borussia Dortmund, RB Leipzig belakangan juga menjadi "langganan" Bayern belanja pemain, dengan nama-nama seperti Dayot Upamecano dan Konrad Laimer menjadi contoh terbaru.
Secara strategi, kebiasaan ini merupakan satu cara simpel dalam menjaga dominasi di liga. Makanya, Bayern bagai tanpa lawan sebanding di liga, khususnya dalam sedekade terakhir.
Tapi, untuk musim 2023-2024, kritik itu sedikit hilang, karena kedatangan Kim Min Jae, Harry Kane dan Eric Dier. Selain itu, Bundesliga Jerman juga kedatangan tim Bayer Leverkusen yang sedang moncer di bawah arahan Xabi Alonso.
Sampai jeda musim dingin, Die Werkself masih menjadi satu-satunya tim yang belum pernah kalah di liga. Tapi, catatan belum pernah juara liga dan julukan "Neverkusen" di masa lalu masih menjadi satu tantangan psikologis terbesar buat Florian Wirtz dkk.
Situasinya berbeda dengan Bayern, yang secara tim lebih berpengalaman, dan sangat fokus pada target. Mereka punya standar yang jelas dan relatif tak berubah. Kalaupun ditinggal pemain bintang, selalu ada pengganti sepadan, seperti pada kasus Harry Kane, yang datang sebagai pengganti ideal Robert Lewandowski.Â