Pembiasaan ini menjadi satu langkah penting, karena selain harus punya ketahanan fisik dan level performa prima, sebuah tim memang perlu ketahanan mental. Kalau tidak, efek kelelahan fisik dan mental bisa merusak performa tim di musim selanjutnya.
Kebetulan, masalah kelelahan fisik dan mental sempat dihadapi Liverpool di musim 2022-2023, segera setelah mampu berpacu hingga tahap akhir di setiap kompetisi musim 2021-2022.
Akibatnya, cukup banyak masalah cedera pemain muncul, bersama penurunan performa tim, yang bahkan tak bisa finis di posisi empat besar Liga Inggris.
Jika semua "perbaikan" di musim 2023-2024 berjalan lancar, rasanya tak perlu menunggu lama lagi untuk melihat Liverpool menjadi satu tim pemburu gelar, dengan sedikit tambahan longetivitas, karena mentalitas untuk itu sudah dibangun sejak tim "hanya" main di Liga Europa.
Tapi, berhubung klub milik FSG ini tidak seroyal Manchester City dalam hal belanja pemain, ini akan jadi penanda mekarnya sebuah siklus generasi, yang setidaknya bisa jadi kerangka tim untuk jangka menengah. Seperti biasa, tak ada belanja pemain, kecuali itu sesuai kebutuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H