Secara kasat mata, pendekatan ini akan kurang populer di mata sebagian Manchunian. Mereka pasti berharap, United punya pelatih berwibawa, cerdas dan jago taktik.
Karakteristik ini sebenarnya ada pada sosok Erik Ten Hag, yang bahkan mendapat keleluasaan belanja pemain begitu besar. Tapi, akibat merosotnya performa tim, manajemen klub jelas membutuhkan sosok yang lebih bisa diatur.
Atribut "bisa diatur" ini tampaknya akan jadi kunci perbaikan dan pembenahan klub, jika harus berganti pelatih. Dengan demikian, kita akan melihat, Manchester United akan jadi klub yang lebih selektif belanja pemain di bursa transfer.
Dengan kekacauan dan kemunduran yang terjadi di berbagai aspek, pembenahan ini jelas akan makan waktu, karena situasinya begitu rumit.
Jelas, butuh kesabaran di sini, termasuk keberanian untuk tidak berekspektasi terlalu tinggi, sampai semua sudah tuntas dibenahi.
Selama tak ada kesabaran ini, selama itu juga Manchester United akan mengalami stagnasi dan jadi lelucon dimana-mana, sebelum akhirnya mengalami kemunduran perlahan.
Ini baru saja terjadi di klub legendaris sekelas Santos FC (Brasil) dan bisa saja terjadi di Manchester United, jika klub dan suporter masih merasa semua baik-baik saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H