Setelah sebelumnya batal mencalonkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia 2030, Arab Saudi akhirnya terpilih sebagai host atau tuan rumah Piala Dunia 2034. Kepastian ini dikonfirmasi langsung oleh Gianni Infantino, Presiden FIFA, Rabu (1/11) lalu.
Pada prosesnya, FIFA memang sudah mengindikasikan terpilihnya negara terluas di Asia Barat ini, dengan meminta mereka segera mengirim proposal penawaran tuan rumah Piala Dunia 2034.
Belakangan, jalan Saudi semakin lapang, seiring mundurnya Indonesia dan Australia sebagai kandidat potensial tuan rumah Piala Dunia 2034. Indonesia bahkan memilih untuk mendukung pencalonan Arab Saudi.
Sepintas, penunjukan negara monarki ini mirip dengan saat Qatar terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Ada kekuatan fulus dan lobi yang membuatnya sulit ditolak.
Diluar faktor itu, ada perhitungan logis dari FIFA, karena mereka belajar banyak dari sukses di Qatar. Dengan catatan sejarah dan prestasi sepak bola lebih baik (untuk ukuran tim Asia) Arab Saudi kemungkinan bisa menjadi versi "upgrade" dari Qatar.
Tapi, kalau dilihat dari prosesnya, Arab Saudi memang sudah mempersiapkan diri sejak lama. Selain membangun dan merenovasi stadion, mereka juga sudah pernah menjadi tuan rumah Piala Super Italia (2018-2019) dan sejak 2021 menjadi tuan rumah Piala Super Spanyol, dengan kontrak hingga tahun 2029.
Portofolio ini belakangan bertambah, dengan terpilihnya Arab Saudi sebagai tuan rumah Piala Dunia Antarklub 2023 dan Piala Asia 2027. Dengan pengalaman seperti ini, tentu saja mereka punya modal pengalaman yang mumpuni untuk Piala Dunia 2034.
Diluar pengalaman menjadi tuan rumah di turnamen sepak bola internasional, Saudi belakangan juga mampu menarik perhatian dunia, dengan mendatangkan pemain tenar macam Cristiano Ronaldo, Sadio Mane, Neymar dan Karim Benzema ke Liga Saudi.
Di level tim nasional senior, SAFF (PSSI-nya Arab Saudi) juga ikut membuat kejutan, dengan mengontrak Roberto Mancini (Italia) sebagai pelatih, dengan kontrak hingga tahun 2027.
Memang, para pemain bintang dan pelatih tim nasional itu mendapat paket gaji mewah, tapi proyek olahraga Liga Saudi tak berhenti sampai disitu, karena ada juga upaya membangun sistem pembinaan pemain muda berkualitas.