Asian Games 2022 memang sudah tutup buku buat Timnas Indonesia, karena mereka takluk 0-2 atas Uzbekistan di perdelapan final. Tapi, ada satu fenomena menarik yang dihadirkan oleh Timnas U-24 Jepang dan Korea Selatan.
Dua raksasa Asia itu secara kontras menampilkan tim dengan corak materi pemain berbeda. Pada titik tertentu, materi tim keduanya bahkan terlihat tak biasa.
Korea Selatan menurunkan tim yang sebagian besar main di Liga Korea Selatan. Dari tim yang tampil di Tiongkok, hanya Lee Kang In (PSG, Prancis), Lee Han Beom (FC Midtjylland, Denmark), Hong Hyeon Seok (Gantoise, Belgia), Jeong Woo Yeong (Stuttgart), dan Park Kyu Hyun (Dresden, Jerman) yang merumput di Eropa.
Uniknya, tim ini tak hanya diisi pemain dari tim kasta tertinggi. Sebagai contoh, klub Park Kyu Hyun bermain di kasta ketiga Liga Jerman. Ada juga Choi Jun (Busan IPark) yang main di kasta kedua Liga Korea Selatan.
Komposisi ini terbilang tak biasa, tapi menjadi unik karena punya Lee Kang In dan Jeong Woo Yeong yang main di liga top Eropa. Biasanya, klub liga top Eropa enggan melepas pemain untuk pertandingan di luar kalender resmi FIFA.
Tapi, pada kasus keduanya, klub bersedia melepas, karena jika mampu meraih medali emas, mereka akan bebas dari wajib militer selama 21 bulan. Sebagai gantinya, mereka hanya perlu menjalani pelatihan dasar selama 3 minggu.
Aturan wajib militer sendiri berlaku di Negeri Ginseng, untuk setiap pria berusia 28 tahun ke bawah dan bertubuh sehat.
Sebelumnya, pendekatan ini sudah membuahkan medali emas di Asian Games 2018. Kala itu, Son Heung-Min (Tottenham Hotspur) dan Hwang Hee Chan (Wolverhampton Wanderers) menjadi bintang utama tim.
Berkat capaian tersebut, keduanya hanya diwajibkan menjalani pelatihan dasar wajib militer selama 3 minggu. Son menuntaskan kewajiban ini pada musim panas 2020, sementara Hwang menjalaninya di musim panas 2022.
"Hadiah" bebas wajib militer di sini bisa menjadi satu timbal balik dan insentif khusus, yang jika tercapai, dapat menguntungkan pemain, klub maupun negara.