Seiring terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023, sejumlah persiapan sudah dilakukan. Salah satunya dengan memonitor para pemain diaspora Indonesia di luar negeri, untuk dipanggil memperkuat Timnas U-17.
Terkait hal ini, Kemenpora (berdasarkan penelusuran Departemen Diaspora) bahkan sudah menyebut, ada sekitar 30 pemain diaspora Indonesia yang namanya sudah disodorkan ke tim pelatih.
Sebagian dari mereka sudah punya paspor Indonesia, sementara sisanya masih punya status kewarganegaraan ganda terbatas, karena masih berusia di bawah 18 tahun.
Seperti diketahui, meski menganut status kewarganegaraan tunggal, Indonesia masih mengakui asas kewarganegaraan ganda terbatas, sampai warga negara yang bersangkutan berusia 18 tahun. Jadi, untuk level U-17, naturalisasi bukan satu keharusan.
Maka, bukan kejutan kalau nama-nama seperti Welber Jardim (Indonesia Brasil, pemain akademi Sao Paulo) dan Althaf Khan (Indonesia-Amerika Serikat, akademi Barcelona) akan hadir di tim arahan Bima Sakti. Sebelumnya, sudah ada Ji Da Bin (Indonesia-Korea Selatan) yang sudah ikut ambil bagian.
Mengingat banyaknya nama kandidat pemain yang diajukan, ini memang bisa jadi satu solusi instan untuk membangun tim. Kebetulan, Timnas U-16 Indonesia sudah vakum selama hampir setahun terakhir, tepatnya sejak gagal lolos ke putaran final Piala Asia U-17.
Di sisi lain, momen ini juga bisa jadi kesempatan bagus untuk mengedukasi suporter dan media, tentang penggunaan istilah "pemain keturunan" yang sudah saatnya digantikan dengan kata diaspora, karena lebih tepat dari sisi bahasa, dan tak menciptakan sentimen "lokal pride" atau sejenisnya.
Sebenarnya, strategi memakai pemain diaspora di sebuah tim nasional sepak bola belakangan sudah jadi hal umum, bahkan di tim nasional kelas dunia. FIFA sendiri juga mengizinkan, selama tidak melanggar aturan.Â
Brasil punya sejumlah pemain keturunan Portugal dan Italia, Argentina dan Uruguay punya pemain keturunan Spanyol dan Italia, sementara Italia sendiri hampir selalu punya Oriundi (pemain diaspora Italia) dari Amerika Selatan di tiap generasi, yang belakangan ditambah juga dengan pemain keturunan imigran Afrika.
Selain ketiganya, sejumlah tim nasional kelas dunia juga cukup sering diisi pemain-pemain diaspora. Belanda diisi pemain-pemain diaspora Suriname, Afrika dan Indonesia, Prancis dan Belgia punya pemain diaspora Afrika, sementara Portugal diisi pemain keturunan Afrika dan Brasil.