Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Pochettino, Chelsea, dan Sebuah Misi Rumit

30 Mei 2023   12:04 Diperbarui: 30 Mei 2023   18:35 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mauricio Pochettino, pelatih baru Chelsea asal Argentina (Standard.co.uk)

Dari rekam jejak sang pelatih di Liga Inggris, memang selalu ada masa transisi. Entah di bulan-bulan awal atau tahun pertamanya.

Southampton baru mulai bisa menjalankan sistem permainan tim secara optimal di musim 2013-2014, atau beberapa bulan setelah eks pelatih Espanyol itu mulai bertugas di pertengahan musim sebelumnya.

Sementara itu, Spurs butuh waktu setahun untuk bisa konsisten menjadi langganan empat besar Liga Inggris. Jadi, perlu waktu sebelum semuanya berjalan sesuai rencana awal.

Kalau manajemen Chelsea bisa menerimanya, maka andai tim bisa kembali ke papan atas saja, itu sudah bagus. Bukan karena kualitas pemainnya kurang, tapi lebih karena tim yang ada sedang dibangun ulang, termasuk dari segi kekompakan.

Membangun kekompakan tim menjadi satu PR besar Pochettino, karena ia mewarisi tim yang masih belum padu, bahkan cenderung berantakan, karena kedatangan banyak pemain baru dan gonta-ganti pelatih.

Jadi, penilaian sukses atau tidaknya Pochettino bersama The Blues akan lebih tepat jika ditentukan di tahun kedua, karena situasi sudah lebih stabil.

Di sisi lain, tahun pertama Pochettino  akan jadi ujian tersendiri bagi Todd Boehly dan kolega selaku pemilik klub, khususnya soal kesabaran. Dalam era kepemilikan mereka, belum pernah ada pelatih yang bisa bertugas semusim penuh.

Dengan kata lain, belum ada stabilitas di klub, dan kesabaran akan jadi kunci untuk membangun dari awal. Semakin tipis kesabaran Boehly dkk, semakin tidak stabil kondisi tim, yang pada titik paling gawat bisa menghadirkan kekacauan lebih parah.

Contoh paling gres dari masalah ini terjadi di Leeds United sepeninggal Marcelo Bielsa. Tim yang awalnya mampu menghadirkan kejutan akhirnya kolaps dan terdegradasi karena manajemen yang salah urus dan tidak sabaran.

Memang, untuk musim depan The Blues bisa fokus sepenuhnya di kompetisi domestik, karena absen di kompetisi Eropa, tapi tantangan rumit yang ada membuat keuntungan ini belum tentu berpengaruh signifikan.

Jangan lupa, meski punya sederet pemain mahal, tim juara Liga Champions dua kali ini masih belum punya sosok penyerang yang bisa diandalkan sebagai pencetak gol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun