Ini adalah turnamen junior, jadi progres pemain di masa depan adalah perhatian utama. Kalau moncer di turnamen junior tapi redup di tingkat senior, tragis.
Ingat Yaya Sanogo (eks pemain Arsenal, Top Skor dan juara Piala Dunia U-20 2013) kan?
Karenanya, akan lebih baik jika Piala Dunia U-20 menjadi satu panggung untuk melihat bagaimana progres Garuda Muda di masa depan.
Meski hanya lolos lewat jalur tuan rumah, kalau tim ini ternyata jadi pondasi tim senior yang mampu berkembang di masa depan bahkan berprestasi, kita bisa bilang mereka sukses. Kalau tenggelam berarti gagal total.
Dalam konteks pembinaan pemain muda, lebih baik gagal di level junior tapi bersinar di level senior daripada sebaliknya, karena level senior lah muara pembinaan pemain muda.
Seharusnya ini bisa disadari PSSI dan pihak-pihak terkait, jika mereka ingin mendulang prestasi positif dari sepak bola, olahraga yang kerap jadi anak emas, meski bermasalah seperti tokoh ibu tiri kejam dalam sinetron.
Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H