Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Juventus dan Bayang-bayang Dekadensi

5 Januari 2023   22:36 Diperbarui: 5 Januari 2023   22:39 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara soal kiprah Juventus, khususnya dalam dua tahun terakhir, ada semacam dekadensi yang tampak dari performa mereka, baik di lapangan maupun luar lapangan.

Di lapangan, Juve yang tadinya digdaya di Italia tampak kehilangan taji. Tak ada lagi aura juara liga yang selama nyaris sedekade terakhir begitu kuat.

Di Eropa, penurunan itu bahkan tampak drastis. Dari tim yang dua kali lolos ke final Liga Champions, menjadi tim yang turun kelas ke Liga Europa, akibat tersingkir di fase grup.

Secara materi, Si Nyonya Tua sebenarnya hampir selalu punya pemain bagus. Untuk musim ini saja misalnya, mereka punya Leandro Paredes dan Angel Di Maria, juara Piala Dunia 2022. Ada juga Adrien Rabiot yang tampil di final Piala Dunia 2022 bersama Timnas Prancis.

Mereka juga punya Dusan Vlahovic yang sebelumnya moncer di Fiorentina dan Leonardo Bonucci yang sarat pengalaman. Bisa dibilang, ini adalah tim yang punya materi pemain lumayan bagus.

Tapi, penurunan level mereka tampak kontras dengan potensi kualitas yang bisa dihadirkan. Belakangan, memang ada perbaikan performa, sehingga tim asuhan Massimiliano Allegri ini bisa bertengger di zona Liga Champions.

Tapi, aura dominan mereka masih belum tampak. Masih banyak ketertinggalan yang harus dikejar. Apalagi, rencana awal sang pelatih tampak berantakan, karena Paul Pogba yang datang secara gratis masih dibekap cedera.

Di luar lapangan, penurunan juga tampak dari perubahan figur Direktur Olahraga  klub. Dari Beppe Marotta ke Fabio Paratici, lalu berlanjut ke Maurizio Arrivabene dan Federico Cherubini.

Dari keempatnya, Marotta terbilang paling sukses, karena meski jarang membeli pemain mahal, kebanyakan transfernya cukup efektif. Mulai dari Leonardo Bonucci, Andrea Pirlo, Dani Alves sampai Paul Pogba. Di eranya Juve bisa memulai dominasi di Liga Italia dan lolos ke dua final Liga Champions.

Paratici, yang kini berkolaborasi dengan Antonio Conte di Tottenham Hotspur justru sebaliknya. Transfer Cristiano Ronaldo dan Mathiijs De Ligt menjadi contoh populer. Meski masih meraih trofi, ada titik jenuh di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun