Jadi, daripada hanya gaduh karena di-"roasting" pemain sendiri, sudah saatnya manajemen klub mulai mengevaluasi, seberapa parah keadaan sebenarnya, sebelum mulai berbenah lagi.
Seharusnya, ini bukan satu hal yang sangat memalukan, karena tujuannya konstruktif dan arahnya jelas. Tidak bisa dipungkiri juga, kalau level aktual tim saat ini masih jauh dari masa puncak performa di era Fergie, sehingga butuh perubahan menyeluruh.
Jika manajemen The Red Devils masih merasa semuanya baik-baik saja, seperti dirasakan sebagian Manchunian akhir-akhir ini, rasanya tidak sulit untuk menduga keengganan tim untuk berbenah.
Tentunya, ini akan jadi titik penentuan, apakah mereka bisa lebih baik dari sebelumnya, atau justru gagal. Jika sikap tegas yang ada diikuti juga dengan pembenahan menyeluruh, rasanya kita akan bersiap melihat MU yang kembali jadi tim kuat. Jika tidak, kita masih akan menikmati sepak bola jenaka milik milik kubu Old Trafford.
Pilih yang mana, Manchester United?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H