Di pekan-pekan awal Liga Inggris musim 2022-2023, Manchester City muncul sebagai tim yang sungguh digdaya, karena mampu mencetak gol demi gol dengan mudahnya.
Kedatangan Erling Haaland juga tampak menyempurnakan sistem permainan tim, karena mereka punya penyerang murni yang luar biasa tajam, dengan mencetak 15 gol di 9 pertandingan, cepat dan kuat secara fisik.
Tak heran, banyak yang kebingungan dalam meredam bomber asal Norwegia itu dan aliran serangan balik tim asuhan Pep Guardiola. Tapi, pada Minggu (16/10) lalu, sebuah antitesis muncul secara tidak terduga.
Disebut demikian, karena antitesis ini datang dari Liverpool, lawan yang kondisinya justru sedang compang-camping, akibat diterpa masalah cedera pemain dan performa inkonsisten.
Menghadapi Liverpool, Phil Foden dkk sebenarnya mampu mendominasi penguasaan bola dan membuat sejumlah peluang. Tapi tim tuan rumah tidak tinggal diam.
Meski kerap dipaksa bertahan, tim asuhan Juergen Klopp tetap mampu melakukan serangan balik berbahaya. Pressing ketat dan transisi cepat khas gegenpressing mampu memberi perlawanan seimbang, Â bahkan sukses membuat City kerepotan.
Di Anfield, sang juara bertahan Liga Inggris seperti Superman yang bertemu batu Kripton dan Gatotkaca yang bertemu senjata Konta milik Adipati Karna.
Soal kreativitas, kemampuan Kevin De Bruyne dkk di lini tengah memang sudah jaminan mutu, tapi kali ini mereka dibuat kesulitan, karena lini tengah Liverpool yang dimotori  trio Fabinho, Harvey Elliott dan Thiago Alcantara tampil ngotot dan disiplin melapis ini belakang.
Apa boleh buat, aliran suplai bola ke Erling Haaland jadi agak mampet. Ketika dapat bola pun, Haaland yang biasanya seperti "gajah perang" di jantung pertahanan lawan kali ini dibuat buntu.
Memang, pemain nomor punggung 9 ini sempat menginspirasi gol Phil Foden di awal babak kedua. Apes, gol itu dianulir, setelah VAR mendapati dirinya menarik kaos Fabinho pada prosesnya.