PSSI juga boleh berdalih, jumlah denda yang dikenakan sudah maksimal. Sayang, ini justru menunjukkan kegagalan mereka dalam mengedukasi suporter, dan kesan kalau mereka ingin menimpakan kesalahan pada panitia penyelenggara.
Kalau sanksinya seperti ini, jangan kaget kalau di masa depan pelanggaran serupa akan dianggap remeh klub. Khususnya, oleh klub yang punya catatan sejarah biasa mendapat previlese perlakuan khusus PSSI.Â
Apalagi, kalau proses bandingnya justru membuat ketegasan sanksinya semakin melempem. Itu belum termasuk kalau nantinya ada keputusan untuk mengakhiri kompetisi karena keadaan darurat, yang akan membuat sanksi larangan bermain di kandang dan tanpa penonton otomatis batal.
Dari sisi empati, saya menyebut sanksi ini terkesan kering empati. Kesan "gerak cepat" dan menganggap enteng PSSI mungkin terlihat keren dari luar, tapi sebenarnya memalukan.
Ada kesan PSSI ingin segera menggulirkan lagi kompetisi dalam waktu dekat, tanpa mempertimbangkan dampak traumatis pada pemain (khususnya pemain Arema FC), suporter, dan masyarakat.
Bagaimana mungkin mereka bisa kembali menikmati pertandingan, seperti tidak terjadi apa-apa?
Sementara itu, ketegasan yang terkesan melempem dari PSSI benar-benar memalukan. Seluruh dunia sudah melihat tragedi di Malang, dan akan memalukan jika seluruh dunia melihat keputusan kurang proporsional PSSI.
Berhubung kompetisi liga masih diliburkan, seharusnya ini bisa menjadi satu kesempatan untuk memikirkan ulang, apakah pembaruan total di sepak bola nasional sudah saatnya dilakukan.
Jika tidak ada perbaikan atau minimal niat serius untuk mulai membangun, sepertinya tidak ada lagi yang bisa terlalu diharapkan dari sepak bola nasional.
Sebab, para pemangku kepentingan sepak bola Indonesia masih belum ingin mengimbangi catatan Tragedi Kanjuruhan yang mendunia, dengan prestasi positif di lapangan hijau.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI