Kelemahan ini rupanya disadari kubu tim Setan Merah dan diekspos habis-habisan. Di saat Arteta masih kukuh dengan idealisme taktiknya, Erik Ten Hag justru berani lebih pragmatis. Skor 3-1 menjadi hasil yang layak buat kedua tim.
Dalam laga ini, Arsenal memang sempat mencetak gol lewat aksi Gabriel Martinelli, sebelum akhirnya dianulir VAR. Tapi, MU-lah yang akhirnya mampu menemukan momentum positif di sini dan meraih poin penuh.
Dari segi performa secara umum, Tim Gudang Peluru memang cukup impresif di lima laga awal, tapi kekalahan dari Manchester United seharusnya bisa jadi alarm bangun tidur yang bagus, untuk melupakan euforia belakangan ini.
Di sisi lain, kemenangan beruntun keempat ini memang bagus buat United yang sedang mencoba bangkit dari mimpi buruk musim lalu. Tapi, bukan berarti mereka boleh terlarut dalam euforia.
Untuk saat ini, Tim Meriam London memang cukup kapabel untuk bersaing di perburuan tiket Liga Champions. Tapi, penampilan mereka di Teater Impian jelas menunjukkan, masih ada yang masih harus ditingkatkan, untuk bisa bersaing dalam pacuan gelar juara Liga inggris.
Dengan kompetisi yang masih di pekan-pekan awal, punya modal positif memang penting, tapi itu bukan alasan untuk terlalu cepat gembira. Sekali dimabuk kepayang, sebuah tim bisa terjebak dalam situasi tidak mengenakkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H