Datang sebagai juara Liga 2, dilatih Jacksen Ferreira Tiago, dan diperkuat sejumlah pemain seperti Muhammad Riyandi, Fabiano Beltrame, sampai Alexis Messidoro. Begitulah profil tim Persis Solo menyambut musim baru Liga 1.
Dengan profil seperti itu, ditambah sokongan dana dari Kaesang Pangarep dan Erick Thohir selaku pemegang saham mayoritas, wajar jika ada harapan tinggi muncul. Bahkan, sang bohir sampai berani mematok target posisi papan atas, bahkan juara.
Sebuah optimisme tingkat tinggi, yang membuat tim ini terlihat menjanjikan. Optimisme ini bahkan diyakini betul oleh suporter, yang sudah pasti akan berharap yang terbaik buat tim kesayangan mereka.
Di sini, salah satu quote terkenal dari Bung Karno mungkin terdengar seperti sebuah nyanyian merdu buat mereka. Karena, quote itu berbunyi:
"Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang."
Tapi, saat kompetisi mulai bergulir, harapan itu tampak berubah jadi tekanan berat. Laskar Sambernyawa jadi kesulitan bermain lepas.
Tak ada cukup ruang untuk berimprovisasi, karena tekanan untuk menang terasa begitu berat. Jadi, bukan kejutan kalau Irfan Bachdim dkk tampak cenderung bermain pragmatis, dengan mengandalkan umpan-umpan langsung ke depan.
Dengan tim yang berubah sebagian, plus kedatangan pemain asing yakni Jaimerson Xavier (Brasil) dan Alexis Messidoro (Argentina) tim penghuni Stadion Manahan ini tampak siap menghadapi musim baru.
Untuk ukuran sepak bola nasional, kedua pemain dari Amerika Selatan ini punya punya profil cukup menarik, dan bisa mewakili ambisi besar sang bos, seperti halnya harapan besar suporter.
Jaimerson adalah salah satu pilar lini belakang Persija, saat Macan Kemayoran juara Liga 1 musim 2018. Sementara itu, Messidoro pernah bermain di Boca Juniors, klub raksasa Argentina, dalam tim yang juga diperkuat Carlos Tevez (eks pemain Timnas Argentina), dan usianya saat ini masih 25 tahun.
Masalahnya, sepak bola tidak hanya butuh kemampuan individu istimewa, tapi juga kekompakan tim. Masalah inilah yang masih belum kunjung teratasi sejak masa pramusim