Setelah menjalani masa pramusim di Thailand, Singapura, Jerman, dan Austria, Liverpool akhirnya benar-benar menjalani partai kompetitif, kala menghadapi Manchester City, dalam ajang Community Shield, Sabtu (30/7).
Seperti biasa, pertemuan kedua tim diwarnai jual beli serangan. City bermain dengan umpan-umpan kombinasi dan kontrol atas penguasaan bola, sementara Liverpool bermain dengan mengandalkan gegenpressing.
Sebenarnya, sorotan cukup banyak tertuju pada Erling Haaland, yang langsung dipasang Pep Guardiola sebagai starter. Situasinya cukup kontras dengan Darwin Nunez, yang justru disimpan Klopp di bangku cadangan.
Sayang, penyerang asal Norwegia itu justru menampilkan garis besar performa City selama babak pertama: kesulitan menembus pertahanan Liverpool, meski sebenarnya mampu membuat peluang.
Di sisi lain, starter kejutan yang diturunkan Juergen Klopp justru mampu beberapa kali memanfaatkan celah terbuka di lini belakang sang juara bertahan Liga Inggris. Kombinasi cair trisula Mohamed Salah, Luis Diaz dan Roberto Firmino mampu merepotkan pertahanan Si Biru Langit yang digalang duet Ruben Dias-Nathan Ake.
Hasilnya, Mohamed Salah mampu mengirim umpan tarik kepada Trent Alexander-Arnold yang tanpa basa-basi langsung melepas tendangan keras untuk menjebol gawang Ederson di menit ke 21. Gol ini cukup cantik, selain karena tendangan melengkung Trent Alexander-Arnold melaju kencang, prosesnya diawali dengan umpan jauh akurat Thiago Alcantara kepada Mohamed Salah.
Gol ini menjadikan laga jadi kian ketat. Skor 1-0 memang bertahan sampai turun minum. Tapi pertarungan menjadi semakin sengit di babak kedua, dengan kedua manajer sama-sama menurunkan senjata rahasia masing-masing, jelang satu jam pertandingan.
Di sudut biru langit, Pep menurunkan Julian Alvarez, sementara di sudut merah Klopp akhirnya menurunkan Darwin Nunez yang langsung disambut meriah Kopites di Stadion King Power.
Ternyata, dua pergantian ini benar-benar mampu mengubah jalannya pertandingan. Kedua pemain asal Amerika Selatan itu juga menampilkan wujud baru formasi tim masing-masing.
Untuk pertama kalinya, Pep Guardiola menurunkan dua penyerang murni sekaligus di Manchester City. Sementara itu, Klopp menghadirkan striker tulen dalam sistem gegenpressing nya di Liverpool, yang di eranya sebelumnya cukup lekat dengan formasi tanpa striker.