Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Fase Pramusim dan Salah Kaprah Tentangnya

25 Juli 2022   03:03 Diperbarui: 25 Juli 2022   09:02 1145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jelang bergulirnya musim baru, klub-klub Eropa, termasuk Liga Inggris, melakukan beragam persiapan khusus. Ada yang fokus melakukan latihan fisik intensif, ada juga yang melakukan tur ke luar negeri.

Tapi, ada sedikit salah kaprah yang muncul, ketika muncul pengamatan yang terlalu menyoroti performa individu pemain atau hasil yang diperoleh tim. Salah satunya, dapat dilihat pada sorotan atas performa Darwin Nunez.

Penyerang asal Uruguay itu cukup banyak disorot, karena dinilai tampil melempem saat melawan Manchester United dan Crystal Palace. Sorotan ini muncul, karena harga 64 juta pounds (belum termasuk bonus performa senilai 21 juta pounds) yang dibayar Liverpool kala membelinya dari Benfica.

Tapi, kalau mau melihat secara lebih adil, sebenarnya dalam konteks fungsi pramusim sebagai sebuah persiapan, sorotan tajam pada performa pemain berusia 23 tahun ini tidak pada tempatnya.

Penyebabnya, pemain nomor punggung 27 ini belum genap sebulan berlatih di klub. Dia masih beradaptasi dengan sepak bola intensitas tinggi ala Juergen Klopp, rekan setim dan lingkungan baru.

The Reds sendiri tampak masih cenderung berhati-hati, karena dari tiga pertandingan yang sudah dimainkan, pemain berambut gondrong ini belum pernah dimainkan 90 menit penuh.

Terbukti, setelah bermain sekitar 30 menit saat melawan MU dan Crystal Palace, eks pemain Almeria ini baru mendapat kesempatan bermain dalam satu babak penuh, kala memborong empat gol ke gawang RB Leipzig di babak kedua.

Melihat progresnya, bukan kejutan kalau setelah ini Nunez akan dipasang sebagai starter, atau mendapat menit bermain lebih banyak. Tujuan akhirnya, supaya ia benar-benar dalam kondisi fit, dan sudah klik dengan rekan setimnya, saat musim kompetisi berjalan.

Kebetulan, pada akhir bulan Juli, Mohamed Salah dkk akan menghadapi Manchester City di Community Shield, dan memulai perjalanan di Liga Inggris sepekan setelahnya.

Dalam fungsi utama fase pramusim sebagai masa persiapan, pendekatan ini cukup bisa dimengerti, karena tujuan utama fase pramusim bukan untuk meraih kemenangan atau mencetak gol sebanyak mungkin, tapi mempersiapkan tim secara fisik dan taktik.

Situasinya kurang lebih sama dengan gerakan pemanasan sebelum olahraga. Tujuannya jelas bukan untuk meraih kemenangan atau mencetak gol, tapi untuk menyiapkan fisik supaya tidak cedera saat berolahraga.

Maka, ketika sorotan berlebih pada Darwin Nunez muncul di fase persiapan seperti ini, rasanya itu terlalu aneh dan tidak pada tempatnya. Fase pramusim juga hanya memainkan laga non-kompetitif, bukan kompetitif.

Inilah satu alasan, mengapa klub-klub Eropa cenderung santai saat melakoni masa persiapan. Tidak seperti di Indonesia yang turnamen pramusimnya begitu intens, layaknya musim reguler.

Di sisi lain, bagian paling rawan dari fase pramusim justru datang, ketika sebuah klub mampu mencatat rentetan kemenangan dengan menampilkan kekuatan penuh dan skema yang hampir sama persis. Ini akan membuat strategi mereka rawan terbaca, dan kelemahan yang ada rawan diekspos.

Di liga Indonesia, ini baru saja terjadi di pertandingan pekan perdana, antara Persija Jakarta versus tuan rumah Bali United di Gianyar, akhir pekan lalu.

Teco, sukses meredam strategi Thomas Doll di pekan perdana Liga 1 (Tribunnews.com)
Teco, sukses meredam strategi Thomas Doll di pekan perdana Liga 1 (Tribunnews.com)

Persija yang di laga ujicoba terakhir melawan RANS Nusantara FC tampil ciamik dan panen pujian dipaksa takluk 0-1, berkat kejelian pelatih Stefano "Teco" Cugurra (Brasil) dalam membaca kelebihan dan kelemahan taktik lawan 

Alhasil, meski bermain cukup bagus, Macan Kemayoran dibuat mati kutu saat menghadapi kombinasi pertahanan rapat dan serangan balik cepat Serdadu Tridatu. Apa boleh buat, debut kompetitif Thomas Doll (Jerman) di Liga 1 berakhir dengan kekalahan.

Jadi, tidak ada alasan untuk boleh bergembira terlalu cepat, apalagi sampai euforia di fase pramusim. Akan lebih berbahaya jika sebuah tim tampil sempurna di fase pramusim, tapi kehabisan bensin terlalu cepat di pertandingan sesungguhnya.

Kemenangan memang mencintai persiapan, tapi ia sangat membenci rasa puas diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun