Setelah melalui proses yang cukup rumit, akhirnya Chelsea bersiap menyambut era baru. Kepastian ini didapat, setelah pada Selasa (24/5) otoritas Liga Inggris memberi lampu hijau kepada konsorsium asal Amerika Serikat pimpinan Todd Boehly, untuk menjadi pemilik baru Chelsea.
Secara total, mereka menggelontorkan dana 4,25 miliar pounds, yang mencakup biaya pengambilalihan saham dan proyek-proyek klub, termasuk rencana pembangunan stadion.
Kabar ini tentu saja menjadi satu kabar baik, setelah situasi sempat terkatung-katung. Seperti diketahui, Roman Abramovich (pemilik Chelsea terdahulu) dan aset-asetnya dicekal pemerintah Inggris, akibat faktor politik.
Meski begitu, para loyalis The Blues perlu bersiap melihat wajah dan gaya baru klub di bursa transfer. Maklum, titik fokusnya sama sekali berbeda.
Selama nyaris dua dekade terakhir, mereka biasa melihat klub belanja jor-joran. Tanpa banyak menawar harga, sejumlah pemain biasa datang dengan harga fantastis.
Selama menjadi bos di Stamford Bridge, Abramovich sendiri disebut-sebut telah menyuntikkan dana sebesar 1,5 miliar pounds, hanya untuk transfer pemain.
Jelas, juragan minyak asal Rusia ini benar-benar fokus membangun tim yang kompetitif. Akibatnya, neraca keuangan klub masih lebih sering minus.
Sementara itu, Todd Boehly dan kolega cenderung memperhatikan keseimbangan neraca keuangan. Mirip seperti Fenway Sports Group alias FSG, pemilik Liverpool yang juga asal Negeri Paman Sam.
FSG sendiri memang dikenal cukup irit, tapi cerdik soal berbelanja pemain. Kadang, mereka bisa menjual mahal seorang pemain, untuk modal membeli pemain baru. Kalaupun kurang sukses secara teknis, minimal pemain itu bisa mendatangkan uang saat dijual.
Salah satu kasus paling mencolok hadir, saat Coutinho dijual ke Barcelona dengan ongkos 142 juta pounds awal tahun 2018. Dana transfer ini lalu digunakan untuk membeli Virgil Van Dijk di bursa transfer yang sama, dan Alisson Becker di musim panas.