Sayangnya, PSSI selaku federasi justru tak benar-benar serius dalam menangani masalah ini. Kompetisi usia muda masih alakadarnya, dan para pemain Timnas usia muda Indonesia justru langsung dihadapkan pada ekspektasi tinggi publik.
Jadi, wajar jika belakangan kita sering melihat, Timnas usia muda, entah itu U-16, U-19 atau U-23, sudah ditarget juara. Padahal, di saat bersamaan, tim-tim lain terlihat lebih santai, bahkan ada yang hanya menganggap turnamen itu sebagai kesempatan eksperimen taktik.
Apakah ini berarti Garuda Muda tak boleh juara?
Boleh saja. Tapi, bukan berarti bisa sembarangan membebankan ekspektasi tinggi itu, setiap kali Timnas bertanding.
Karena mereka masih bisa berkembang lebih jauh, kita tidak boleh membiarkan para pemain terjebak dalam rasa puas diri. Terlalu cepat puas bisa membuat seorang pemain cepat layu sebelum berkembang.
Contoh paling umum dari kasus ini adalah saat Timnas U-19 angkatan Evan Dimas dan Timnas U-22 angkatan Marinus Wanewar juara Piala AFF. Mereka dibebani harapan juara, dan setelah juara dibuat mabuk kepayang oleh euforia publik sepak bola nasional.
Akibatnya, saat menapaki level turnamen lebih tinggi (tingkat Asia), kedua tim juara Asia Tenggara ini sama-sama nyungsep. Di level senior, hanya tersisa sedikit pemain, dari generasi yang dulu sempat dipuja-puja.
Maka, agak mengherankan jika setelahnya muncul narasi "pemain timnas muda Indonesia bagus dan kuat, tapi loyo di level senior". Disebut demikian, karena situasi ini sebenarnya datang dari ekspektasi tinggi publik dan PSSI, yang jika terwujud, biasanya membuahkan rasa puas diri.
Dengan demikian, seharusnya PSSI tidak boleh lagi seenaknya mematok target juara di setiap turnamen usia muda, khususnya di tingkat Asia Tenggara.
Dalam tugas mereka sebagai induk sepak bola nasional, sikap ini justru menunjukkan ketidakmampuan mereka, untuk membangun tim nasional senior yang solid. Maklum, belum apa-apa, para pemain Timnas usia muda Indonesia sudah dibebani target, yang seharusnya menjadi urusan tim senior.
Padahal, hasil akhir dari sistem pembinaan pemain muda adalah tim nasional senior. Pembinaan usia muda sendiri baru bisa membuahkan hasil baik, jika kompetisi dan sistem yang ada bisa berjalan dengan rapi.