Selama lebih dari sedekade terakhir, sinar terang Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi menjadi warna dominan di sepak bola Eropa dan dunia. Sederet rekor, gelar individu, dan trofi pun telah mereka raih.
Keduanya juga telah menghadirkan ratusan gol dan assist, yang berkali-kali menjadi pembeda. Pada puncak performanya, CR7 dan Messi bahkan mampu mencetak gol lebih banyak dari jumlah penampilan mereka.
Saking dominannya, mereka sukses meraih total 12 trofi Ballon D'Or dalam 15 tahun terakhir. Sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Saat performa mereka jelek pun, itu masih terlihat bagus. Minimal, masih ada minimal satu trofi, entah itu individu atau tim yang bisa diraih. Masih ada titik terang, dalam kondisi paling suram sekalipun.
Kehebatan mereka sampai menghadirkan perdebatan panjang dari berbagai penjuru dunia, tentang siapa yang terbaik diantara mereka.
Tapi, di musim 2021/2022 ini, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi sama-sama menjalani musim yang cukup suram, setidaknya menurut standar mereka selama ini.
Di musim panas lalu, kapten Timnas Portugal dan Argentina ini sama-sama mendarat di klub baru. Ronaldo pulang ke Manchester United, setelah 12 tahun meraih beragam trofi di Real Madrid dan Juventus.
Awalnya, jebolan akademi Sporting Lisbon ini berpeluang mendarat di Manchester City, seiring kegagalan Pep Guardiola memboyong Harry Kane, dalam upaya sang Spaniard berburu penyerang murni.
Tapi, berkat intervensi Sir Alex Ferguson, ia berbelok pulang ke klub milik keluarga Glazer. Sebuah CLBK yang sukses membuat Manchunian dan Liga Inggris terlihat gembira.