Sayang, kudeta militer di Thailand menggulingkannya dari kekuasaan. Bukan cuma itu, asetnya dibekukan pemerintah Thailand akibat diduga korupsi, dan ia harus hidup sebagai eksil di Timur Tengah.
Situasi ini membuat kondisi keuangan Manchester City langsung limbung. Beruntung, konsorsium milik Sheikh Mansour (Uni Emirat Arab) langsung bergerak membeli The Eastland, sehingga menjadi klub yang kita kenal sekarang.
Meski situasi Abramovich dan Thaksin berbeda, latar belakang masalah politik dan pembekuan aset menjadi benang merah yang menghubungkan keduanya.
Pada kasus Abramovich, kita masih perlu melihat, apakah invasi Rusia ke Ukraina akan berkepanjangan atau tidak. Jika iya, sepertinya kita akan melihat Chelsea berganti pemilik dalam waktu dekat, karena aset dan akses sang pemilik sudah sangat dibatasi di Inggris.
Jika tidak, situasinya akan kembali normal seperti sebelumnya. Ada pembatasan akses masuk, tapi tidak sampai membekukan aset.
Melihat sejarahnya, kemungkinan kemungkinan kedua berpeluang terjadi, karena situasi di Ukraina mirip dengan invasi Rusia ke Georgia, 1-12 Agustus 2008 silam.
Kala itu, Rusia berhasil mencaplok wilayah Abkhazia dan Ossetia Selatan, serta membangun pangkalan militer di sana, setelah mendukung proklamasi kemerdekaan sepihak kedua wilayah itu. Mirip seperti sikap Rusia atas proklamasi kemerdekaan sepihak dari wilayah Donbass dan Luhansk di Ukraina.
Invasi Rusia ke Georgia saat itu memang dikritik banyak negara, tapi situasinya kembali normal, setelah semua berakhir.
Inilah yang kemungkinan akan terjadi juga di Ukraina, kecuali jika aliansi NATO nantinya ikut terlibat.
Jika situasinya tetap rumit, dan Chelsea harus dilepas, sebenarnya klub juara bertahan Liga Champions ini tidak sulit mencari pemilik baru. Maklum, sejak dipegang Abramovich, Chelsea telah menjadi satu klub kuat di Eropa, lengkap dengan aneka prestasi dan akademi berkualitas. Sebuah profil yang sangat mampu menarik investor untuk datang.
Memang, rumor Abramovich akan melepas Chelsea sudah ada sejak tahun 2018, seiring meningkatnya ketegangan politik antara Rusia dan Inggris, tapi, kelanjutan status aksi Rusia di Ukraina sepertinya bisa jadi penentu kelanjutan era "The Roman Empire" di Chelsea.
Inilah titik simpang, yang bisa membuat loyalis Chelsea deg-degan, dan akan membuat pecinta sepak bola merasa penasaran. Andai benar era Roman Abramovich berakhir karena manuver politik Rusia, ini mungkin akan membuat Chelsea berubah drastis.