Judul di atas adalah pendapat saya, mengenai kemenangan 2-0 Liverpool atas Leicester City di Liga Inggris, Jumat (11/2, dinihari WIB). Dalam laga ini, Jota mencetak semua gol The Reds atas The Foxes, sekaligus menjaga tren positif.
Dalam pertandingan ini, tim asuhan Juergen Klopp sebenarnya bermain dominan. Peluang demi peluang pun hadir dalam jumlah cukup banyak.
Gocekan Luis Diaz dan kecepatan Mohamed Salah di kedua sisi sayap memang mampu mengiris pertahanan Si Rubah.
Di posisi "false nine", aksi cerdik khas Roberto Firmino juga mampu menggoyang pertahanan lawan selama satu jam, sebelum digantikan oleh Salah, yang baru saja kembali setelah mencapai final Piala Afrika bersama Timnas Mesir.
Begitu juga dengan kiriman umpan silang dari duet bek sayap Andy Robertson dan Trent Alexander-Arnold, yang mampu membuat tim asuhan Brendan Rodgers sibuk bertahan, seperti halnya percobaan-percobaan dari sektor tengah, yang kali ini menampilkan Thiago Alcantara sebagai playmaker.
Apes, penampilan ciamik Kasper Schmeichel di bawah mistar mampu meredam semuanya. Semua upaya dan dominasi The Kop di Anfield seperti membentur tembok besar, setiap kali berhadapan dengan kiper asal Denmark itu.
Bagaimana dengan Jota?
Tidak seperti Firmino, Salah dan Diaz yang banyak disorot karena aksi individu dan peluang-peluangnya, keberadaan pemain asal Portugal ini seperti terlupakan oleh lini belakang Leicester.
Tapi, justru disinilah keistimewaannya. Di saat pemain-pemain lain fokus disorot lawan, eks pemain Wolves ini justru mampu menjadi "titik buta", yang sukses merusak pertahanan solid Caglar Soyuncu dkk.
Hal ini terlihat, dari proses kedua gol yang dibuat Jota di menit akhir babak pertama dan kedua.