Bicara soal partai semifinal Piala Liga Inggris alias Carabao Cup antara Liverpool vs Arsenal, banyak orang akan menyebut Arsenal bermain cerdas di leg pertama pekan lalu.
Disebut demikian, karena Tim Gudang Peluru mampu meredam agresivitas Si Merah di Anfield, lewat strategi pertahanan sangat rapat.
Hasilnya, jangankan mencetak gol, menembak ke gawang saja sulit. Maka, wajar jika skor kacamata menjadi hasil akhir di leg pertama.
Dalam situasi normal, hasil ini akan menjadi satu keuntungan buat Arsenal, karena leg kedua dimainkan di rumah sendiri.
Benar saja, dalam laga leg kedua semifinal Carabao Cup, tim asuhan Mikel Arteta memulai laga dengan positif. Sejak kick off, pertahanan Liverpool yang dikomandoi Virgil Van Dijk langsung dibuat sibuk, bahkan Alexandre Lacazette hampir saja mencetak gol, andai tendangan bebasnya tak membentur tiang gawang.
Tapi, bermain menyerang rupanya membuat Bukayo Saka dkk keasyikan, sampai lupa bertahan. Celah ini menjadi santapan empuk The Kop, yang memang dikenal jago dalam serangan balik cepat.
Lewat sebuah skema serangan balik cepat, yang berawal dari umpan Trent Alexander-Arnold, Diogo Jota mempertontonkan aksi individu menawan, sebelum akhirnya menjebol gawang Ramsdale, lewat sentuhan pelan, tapi sudah cukup untuk membuat sang kiper mati langkah.
Gol di menit ke 19 ini membuat Liverpool mampu mengendalikan situasi, sekalipun Arsenal terus berusaha menekan lini belakang Si Merah. Di babak pertama, "sasaran tembak" penyerang-penyerang The Gunners adalah Joel Matip, karena bek asal Kamerun itu beberapa kali kehilangan bola.
Berhubung Matip agak kurang dalam hal kecepatan, beberapa momen serangan klub penghuni Stadion Emirates itu muncul dari pos yang dijaga Matip.
Situasi ini membuat pelatih Juergen Klopp memasukkan Ibrahima Konate menggantikan eks pemain Schalke itu, di awal babak kedua.