Bicara soal performa Timnas Indonesia, mental menjadi satu masalah, yang biasa muncul, terutama di saat krusial. Entah berapa kali, terutama di laga hidup-mati, Timnas biasa membuat penggemarnya patah hati.
Tapi, pemandangan berbeda tersaji di Singapore National Stadium, Minggu (19/12). Tim Garuda mampu tampil dengan mental tangguh saat bersua Malaysia di partai pamungkas fase grup Piala AFF 2020.
Terbukti, meski kebobolan lebih dulu lewat tendangan jarak jauh Kogileswaran Raj di menit ke 13, tim asuhan Shin Tae-yong justru tak langsung goyah. Angka 13 itu justru menjadi titik awal keberuntungan bagi Timnas Indonesia.
Setelahnya, pelan tapi pasti, Timnas Malaysia justru berbalik ditekan. Hasilnya, sepasang gol Irfan Jaya mampu membalikkan keadaan di akhir babak pertama.
Selain menunjukkan ketangguhan mental secara tim, momen ini juga menunjukkan ketangguhan mental seorang Irfan Jaya. Lewat sepasang golnya, pemain PSS Sleman ini sukses membayar lunas sapuan tidak bersihnya, yang menyebabkan Timnas Indonesia kebobolan di menit awal.
Di babak kedua, Tim Harimau Malaya sebenarnya mampu menguasai bola lebih banyak, tapi tekanan untuk menang justru membuat kewaspadaan mereka hilang. Mereka juga gagal mengantisipasi taktik kejutan yang diterapkan Tim Garuda.
Khairul Fahmi dkk menjadi rawan diserang balik saat bertahan, dan kelemahan ini sukses dieksploitasi Witan Sulaeman dkk dengan sangat baik. Hasilnya, dua gol tambahan datang dari tendangan geledek Pratama Arhan, dan sundulan jitu Elkan Baggott.
Meski lebih banyak mengandalkan serangan balik, strategi itu ternyata terbukti ampuh, karena skema permainan umpan panjang ala Malaysia tampak mudah diantisipasi. Tak ada lagi kombinasi umpan pendek yang sempat merepotkan di awal.
Mungkin, ini mengejutkan banyak orang, tapi kemenangan 4-1 atas tim negeri Jiran ini mampu membalikkan keraguan di awal turnamen. Sempat meragukan di awal, Timnas Indonesia pelan-pelan terus berkembang di setiap pertandingan.
Hebatnya, tim yang mayoritas bermaterikan pemain muda ini mampu tampil dengan mental dewasa, dan mampu finis sebagai juara grup A, unggul produktivitas gol atas juara bertahan Vietnam.