"Magnificent Seven."
Itulah tajuk yang muncul di sejumlah media, menyusui torehan Ballon D'Or ketujuh Lionel Messi, yang diumumkan di Paris, Senin (29/11). Pemain asal Argentina ini dipastikan meraih Ballon D'Or ketujuhnya, setelah mengungguli Robert Lewandowski (Bayern Munich) dan Jorginho (Chelsea).
Capaian ini mungkin terlihat mengejutkan, karena Lewandowski masih konsisten mencetak gol bersama Bayern Munich, dan sebenarnya berhak mendapatkan Ballon D'Or tahun 2020, andai virus Corona tidak menggila.
Maklum, di tahun itu Lewy berhasil meraih treble winner bersama Bayern, yang pada prosesnya menghajar Barcelona dengan skor 8-2 di perempat final.
Tapi, kegagalan membawa timnas Polandia lolos langsung ke Piala Dunia 2022 menjadi nilai minusnya. Seperti diketahui, Polandia kalah bersaing dengan Inggris yang lolos otomatis, dan harus melakoni babak play off untuk lolos ke Qatar
Di sisi lain, nilai minus yang sama juga dimiliki Jorginho, yang sebenarnya meraih trofi Liga Champions dan Piala Super Eropa bersama Chelsea plus Euro 2020 bersama Timnas Italia.
Masalahnya, performa pemain kelahiran Brasil ini belakangan menurun. Dalam beberapa kesempatan, ia gagal mengeksekusi penalti, yang selama ini jadi spesialisasinya. Ditambah lagi, kreativitasnya sebagai metronom lini tengah juga tampak buntu dalam beberapa kesempatan.
Masalah inilah, yang membuat Timnas Italia gagal lolos langsung ke Qatar, akibat kalah poin dari Swiss. Situasi menjadi rumit, karena Gli Azzurri berpotensi akan menghadapi Portugal dengan Cristiano Ronaldo nya, di babak play off.
Celakanya, penurunan performa ini juga merembet ke klub. Paling gres, Jorginho melakukan blunder yang mengakibatkan Chelsea kebobolan akhir pekan lalu. Beruntung, ia dapat mengkonversi hadiah penalti dari wasit menjadi gol, sehingga Si Biru bermain imbang 1-1 dengan Manchester United. Jika gagal, ia akan jadi bulan-bulanan media.
Ini sedikit berbeda dengan Messi, yang sukses mengantar Argentina juarai Copa America 2021 di Brasil dan lolos ke Piala Dunia 2022. Bukan hanya itu, La Pulga juga sukses mengawinkan gelar pemain terbaik dan top skor Copa America 2021.
Memang, musim terakhirnya di Barcelona hanya berbuah satu trofi Copa Del Rey dan top skor liga Spanyol. Tapi, mengingat kondisi tim yang saat itu sedang amburadul, performa inspiratif Messi jelas menjadi kredit tersendiri.
Saat sudah pindah ke PSG pun, pelan tapi pasti, performanya makin meningkat. Meski tak selalu bermain penuh, termasuk karena cedera, 4 gol dan 3 assist sukses dibuatnya hanya dari 11 penampilan.
Paling gres, ia membuat tiga assist, yang menginspirasi kemenangan 3-1 PSG atas Saint Etienne di Ligue 1 Prancis, akhir pekan lalu. Dari sini saja, sudah jelas terlihat, Messi mampu menjaga konsistensi, meski sudah menua.
Lebih jauh, di usia 34 tahun, dimensi permainan Messi justru terlihat semakin kaya. Dalam artian, ia bermain bukan hanya untuk mencetak gol, tapi untuk membantu tim menciptakan dampak positif, sekalipun tidak sedang rajin membuat gol.
Satu lagi, kapten Albiceleste ini juga tak sungkan mengakui keabsahan Robert Lewandowski sebagai pemenang sejati Ballon D'Or tahun lalu. Dirinya bahkan mendesak majalah France Football, selaku penyelenggara, untuk memberikan penghargaan itu kepada Lewy.
Terlepas dari pro kontra yang mungkin ada, trofi Ballon D'Or ketujuh memang sudah selayaknya didapat Lionel Messi, karena ia mampu menampilkan performa oke, baik di klub maupun Timnas Argentina, lengkap dengan sikap sportif, yang mengakui keunggulan Robert Lewandowski tahun lalu.
Selamat, Messi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H