Memang, musim terakhirnya di Barcelona hanya berbuah satu trofi Copa Del Rey dan top skor liga Spanyol. Tapi, mengingat kondisi tim yang saat itu sedang amburadul, performa inspiratif Messi jelas menjadi kredit tersendiri.
Saat sudah pindah ke PSG pun, pelan tapi pasti, performanya makin meningkat. Meski tak selalu bermain penuh, termasuk karena cedera, 4 gol dan 3 assist sukses dibuatnya hanya dari 11 penampilan.
Paling gres, ia membuat tiga assist, yang menginspirasi kemenangan 3-1 PSG atas Saint Etienne di Ligue 1 Prancis, akhir pekan lalu. Dari sini saja, sudah jelas terlihat, Messi mampu menjaga konsistensi, meski sudah menua.
Lebih jauh, di usia 34 tahun, dimensi permainan Messi justru terlihat semakin kaya. Dalam artian, ia bermain bukan hanya untuk mencetak gol, tapi untuk membantu tim menciptakan dampak positif, sekalipun tidak sedang rajin membuat gol.
Satu lagi, kapten Albiceleste ini juga tak sungkan mengakui keabsahan Robert Lewandowski sebagai pemenang sejati Ballon D'Or tahun lalu. Dirinya bahkan mendesak majalah France Football, selaku penyelenggara, untuk memberikan penghargaan itu kepada Lewy.
Terlepas dari pro kontra yang mungkin ada, trofi Ballon D'Or ketujuh memang sudah selayaknya didapat Lionel Messi, karena ia mampu menampilkan performa oke, baik di klub maupun Timnas Argentina, lengkap dengan sikap sportif, yang mengakui keunggulan Robert Lewandowski tahun lalu.
Selamat, Messi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H