Bicara soal pos pelatih sementara, tentunya masih lekat dengan kata "darurat". Makanya, ketika klub menunjuk pelatih ad interim, kebanyakan dari mereka adalah asisten atau staf tersisa, dari pelatih sebelumnya.
Umumnya, mereka kurang berpengalaman sebagai pelatih kepala dan hanya diserahi tugas melatih, setidaknya sampai pelatih definitif ditunjuk. Seperti kontrak magang.
Jadi, kasus Ralf Ragnick yang ditunjuk sebagai pelatih sementara Manchester United baru-baru ini, termasuk jarang terjadi. Maklum, pelatih asal Jerman ini sudah berpengalaman, baik sebagai pelatih maupun direktur teknik klub.
Meski minim gelar, Ragnick mendapat banyak respek di Jerman, seperti halnya Marcelo Bielsa di Argentina, karena strategi "gegenpressing" yang dirintisnya. Eks pelatih RB Leipzig ini diketahui merupakan mentor Juergen Klopp dan Thomas Tuchel, dua pelatih Jerman yang sedang bersinar.
Tapi, kasus Ralf Ragnick ini mungkin tergolong normal, karena hanya terjadi dalam satu kali. Pertanyaannya, adakah pelatih berpengalaman yang menjadi pelatih "magang", dalam dua kesempatan atau lebih, tapi tak berlanjut menjadi pelatih tetap?
Ternyata, ada dua sosok pelatih tenar yang pernah menjalani pengalaman unik ini. Nama pertama adalah Radomir Antic dan nama kedua adalah Guus Hiddink.
Pengalaman unik Radomir Antic (1948-2020) terjadi di tiga kesempatan. Kesempatan ini didapat masing-masing dua kali di Atletico Madrid (tahun 1999 dan 2000) dan sekali lagi di Barcelona (2002-2003).
Ikatan pelatih asal Serbia dengan Atletico Madrid sebenarnya cukup romantis. Maklum, eks pelatih Real Madrid ini adalah sosok yang berjasa membawa Atletico Madrid mengawinkan gelar La Liga Spanyol dan Copa Del Rey musim 1995/1996.
Makanya, ketika Los Colchoneros oleng di akhir musim 1998/1999 dan 1999/2000, Antic ditunjuk sebagai "tukang reparasi". Berangkat dari catatan suksesnya dulu, manajemen banyak berharap, eks anak didik Vujadin Boskov ini bisa menjadi solusi perbaikan instan.