Kacau. Begitulah gambaran performa Liverpool saat menghadapi tuan rumah West Ham United di London Stadium, Minggu (7/10). Dalam laga ini, tim Merseyside Merah takluk 2-3.
Kekacauan bagi Liverpool sebenarnya sudah terlihat sejak menit awal. The Kop langsung kebobolan di menit ke 4, setelah Alisson gagal menyapu bersih umpan sepak pojok pemain West Ham. Alih-alih mengamankan bola, sapuan kiper Timnas Brasil itu malah menjebol gawang sendiri.
Durian runtuh ini lalu membuat West Ham bermain rapat dengan nyaman. Liverpool dibuat buntu meski mendominasi alur permainan, dan baru bisa menyamakan skor di akhir babak pertama, tepatnya di menit ke 41 lewat tendangan bebas jitu Trent Alexander-Arnold.
Di babak kedua, dominasi Si Merah sebenarnya masih berlanjut. Jordan Henderson dkk bermain agresif, tapi disinilah kekacauan kembali muncul,
Strategi bermain agresif ala Juergen Klopp ternyata menghadirkan celah terbuka di lini belakang Liverpool, yang seperti biasa bermain dengan garis pertahanan tinggi. Celah ini sukses dimanfaatkan The Hammers untuk mencetak gol.
Bukan hanya satu, tim asuhan David Moyes mampu mencetak dua gol lewat aksi Pablo Fornals di menit ke 67 dan Kurt Zouma di menit ke 74. Kedua gol ini sama-sama diinspirasi oleh assist Jarrod Bowen, pemain Inggris yang ironisnya masuk daftar incaran Liverpool.
Ketinggalan dua gol, Klopp lalu memasukkan Divock Origi dan Takumi Minamino, menggantikan Fabinho dan Diogo Jota, setelah sebelumnya memasukkan Thiago Alcantara menggantikan posisi Alex Oxlade-Chamberlain, saat tim tertinggal 1-2. Sebuah pertaruhan yang berani.
Masuknya ketiga pemai
n bernaluri menyerang ini memang mampu menambah daya gedor tim. Hasilnya, Origi mampu mencetak gol di menit ke 83, memanfaatkan assist Trent Alexander-Arnold.
Setelahnya, The Anfield Gank coba mengejar gol ketiga. Apes, tidak optimalnya penyelesaian akhir membuat skor tetap tak berubah sampai wasit meniup peluit panjang.
Kekalahan 2-3 atas West Ham ini menjadi yang pertama kali di musim 2021/2022 di liga dan lintas kompetisi, sekaligus mengakhiri catatan 25 laga tanpa kalah.
Meski rutin mencetak dua gol di tiga laga terakhir, catatan kebobolan lima gol dalam rentang waktu yang sama jelas menjadi lampu kuning buat Si Merah.
Pertahanan mereka terlihat kacau saat harus bertahan, selagi ketajaman Mohamed Salah mulai bisa diredam. Jika situasi tak segera diperbaiki, Liverpool agaknya harus mulai melupakan pacuan gelar juara liga.
Apalagi, setelah jeda internasional, tepatnya dua pekan mendatang, mereka akan berhadapan dengan Arsenal, tim yang belakangan bangkit setelah mencatat start jeblok. Jadi, tak ada waktu untuk meratapi kekalahan atas West Ham, karena lawan berat sudah menunggu.
Disinilah kapabilitas mereka akan diuji, dalam situasi yang mungkin kurang ideal. Jika ujian mampu dilalui, ini akan jadi peningkatan berikutnya, tapi jika tidak, kita bisa menyebut, The Reds sudah mentok, sedikit lagi "habis", atau (jangan-jangan) mulai habis.
Menarik ditunggu, bagaimana respon Liverpool setelah kekalahan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H