Sejak bergabung dengan Paris Saint-Germain bulan Agustus 2021 silam, Lionel Messi sering berada dalam sorotan. Performanya dinilai masih belum sesuai harapan, karena baru mencetak satu gol dari lima pertandingan. Menit bermainnya pun masih terbatas, dan tak selalu bermain penuh.
Padahal, semasa di Barcelona, pemain kidal ini nyaris tak tergantikan. Kontribusi gol dan assistnya pun begitu banyak, sampai mencetak berbagai rekor di sana.
Tapi, situasinya di Paris sangat berbeda. Semua terlihat rumit, penuh liku-liku. Mengapa demikian?
Ada beberapa hal, yang jadi penyebab. Pertama, sejak awal bergabung dengan Les Parisiens, kapten Timnas Argentina ini tidak berada dalam kondisi fit.
Masalah ini muncul, karena Si Kutu mengalami cedera, tak lama setelah membawa Timnas Argentina juara Copa America 2021. Engkelnya bahkan terlihat bengkak, setelah sempat berdarah-darah di semifinal Copa America, tapi ia masih kuat untuk bermain penuh di final, meski performanya tidak maksimal.
Cedera lain juga sempat muncul, saat dirinya bermain di Ligue 1. Cederanya memang relatif ringan, tapi sorotan publik lebih tertuju pada sikap kesal pemain nomor 30 ini, saat ditarik keluar lapangan.
Banyak yang mempertanyakan keputusan pelatih Mauricio Pochettino, walau ternyata terbukti tepat. Jika tidak, cedera Messi mungkin bisa lebih parah, dan absen lebih lama.
Masalah lain, yang juga berkaitan dengan kebugaran Leo adalah, setelah menjalani liburan usai juara Copa America, dirinya tak sempat menjalani program latihan seperti seharusnya.
Penyebabnya, negosiasi kontraknya dengan Barcelona belum tuntas, sebelum akhirnya gagal disepakati karena krisis keuangan klub. Selama periode ini, Messi dilarang berlatih di klub, karena kontrak lamanya sudah kadaluarsa.
Secara profesional, ini memang tidak salah, tapi merugikan buat si pemain, karena kondisinya jadi kurang fit. Cederanya pun tak tertangani seperti seharusnya.