Menang secara hasil akhir, tapi masih meragukan secara performa. Begitulah kesimpulan yang saya tangkap, dari performa Timnas Indonesia, saat menghadapi Taiwan di leg pertama babak play-off kualifikasi Piala Asia 2023 di Stadion Chang Arena, Buriram, Thailand, Kamis (7/10).
Secara hasil akhir, gol-gol dari Ramai Rumakiek dan Evan Dimas di masing-masing babak memang mampu membawa Tim Garuda menang 2-1, tapi, ada beberapa hal yang masih belum meyakinkan.
Pertama, dari segi kualitas penyelesaian akhir, tim asuhan Shin Tae-yong ini masih belum optimal. Ada begitu banyak peluang gol tercipta, tapi hanya dua yang menjadi gol.
Ironisnya, Taiwan yang hanya membuat dua tembakan ke gawang sepanjang laga justru lebih efektif, dengan mampu membuat satu gol. Padahal, tim dari Asia Timur ini bermateri pemain alakadarnya, di bawah asuhan seorang "caretaker" (pelatih sementara) yang belum lama ditunjuk.
Andai bertemu lawan yang lebih kuat, ini bisa jadi titik lemah cukup fatal. Peluang bagus yang jarang hadir terbuang percuma. Jangankan menang, hanya kalah tipis saja sudah bersyukur.
Kedua, jarak antarpemain kurang rapat. Ini membuat akurasi umpan kurang maksimal. Salah umpan, baik pada umpan pendek maupun panjang sering terjadi.
Akibatnya, transisi permainan jadi kurang mulus. Kelemahan ini kerap membuat bola mudah direbut pemain Taiwan.
Beruntung, akurasi umpan mereka ternyata sama-sama agak bermasalah. Jika tidak, Evan Dimas dkk pasti sudah jadi bulan-bulanan.
Ketiga, lini belakang Tim Garuda terlihat rapuh. Renggangnya jarak antarpemain membuat mereka rawan diserang balik.
Di sisi lain, pertahanan rapat Taiwan memang membuat anak asuh Shin Tae-yong leluasa memegang kendali permainan. Masalahnya, ini membuat mereka terlalu asyik menyerang, tapi kurang disiplin saat bertahan.