Duel "Pressing Football". Begitulah sebutan yang kiranya pas, untuk laga Leeds United vs Liverpool, Minggu (12/9). Disebut demikian, karena kedua tim sama-sama mengandalkan strategi pressing ketat dan serangan balik cepat.
Tuan rumah Leeds di bawah komando Marcelo Bielsa seperti biasa bermain spartan dan mempersempit ruang gerak Liverpool, yang juga menutup ruang gerak lawan secara terukur.
Alhasil, tersaji sebuah duel yang cukup intens. Ada jual beli serangan dan penguasaan bola yang cukup seimbang.
Secara permainan, Si Putih memang mampu mengimbangi Si Merah di rumah sendiri. Tapi, tim tamu ternyata mampu bermain lebih cerdik.
Dengan memanfaatkan kelemahan Leeds dalam mengantisipasi bola silang, Liverpool mampu mencetak gol pembuka di menit ke 20.
Kombinasi segitiga antara Mohamed Salah, Joel Matip dan Trent Alexander-Arnold diakhiri nama terakhir dengan umpan silang mendatar yang diceploskan nama pertama dengan mulus.
Kombinasi ini sendiri gagal diantisipasi pertahanan Leeds, karena mereka tak menduga Joel Matip yang notabene seorang bek tengah akan maju sampai sedemikian jauh. Biasanya, bek asal Kamerun ini hanya maju jauh saat ada sepak pojok atau tendangan bebas.
Luke Ayling dkk sebenarnya tak tinggal diam, dengan tetap melakukan pressing ketat, sambil mencoba membuat peluang. Pertandingan pun berjalan semakin intens.
Sayang, Liverpool sudah terlanjur berada di atas angin, dan mampu membuat sejumlah peluang. Tim asuhan Juergen Klopp bahkan hampir saja mencetak gol kedua, andai gol Thiago Alcantara tak dianulir karena offside.
Beruntung, hanya satu gol yang tercipta di babak pertama. The Whites masih punya harapan, sehingga langsung memperbaiki performa di awal babak kedua.