Judul di atas adalah pertanyaan yang muncul di benak saya, seturut bergulirnya wacana perubahan durasi interval penyelenggaraan Piala Dunia oleh FIFA. Seperti diketahui, turnamen akbar ini dihelat tiap empat tahun sekali.
Tapi, muncul saran dari SAFF (PSSI-nya Arab Saudi) supaya Piala Dunia bisa dihelat tiap dua tahun sekali. Rupanya, saran ini dipertimbangkan FIFA, dengan didukung oleh Arsene Wenger, eks pelatih Arsenal yang kini menjabat sebagai Kepala Pengembangan Sepak Bola Global FIFA.
Terlepas dari pro-kontra yang ada, termasuk penolakan dari UEFA, studi kelayakan dari wacana ini tetap berjalan. Pertimbangannya tentu saja karena ada potensi cuan besar, yang bisa saja didapat FIFA, andai Piala Dunia jadi digelar tiap dua tahun sekali.
Sebelumnya, format dua tahunan ini sudah berlangsung di Piala Dunia U-17 dan Piala Dunia U-20, dua turnamen usia muda besutan FIFA.
Kedua ajang ini memang cukup sukses menghadirkan banyak pemain muda berbakat yang kelak naik ke Timnas senior. Perubahan komposisi tim pun dinamis, karena selalu ada pemain baru yang hadir menggantikan seniornya yang sudah naik kelas ke level usia berikutnya.
Untuk negara yang pembinaan pemain mudanya bagus, turnamen seperti ini adalah satu berkah, karena mereka bisa lebih mudah dalam membangun tim nasional generasi masa depan.
Sebaliknya, ini jadi masalah buat negara yang sistem pembinaan usia mudanya buruk, karena membuat mereka jadi sulit bersaing.
Tak ada protes soal penyelenggaraan Piala Dunia U-17 dan U-20, karena selama ini semua tersinkronisasi dengan baik. Amino suporter dan persiapannya pun tak jadi masalah serius, karena gaungnya tak sebesar Piala Dunia senior.
Babak kualifikasinya terlihat simpel, karena negara peserta turnamen selalu diambil dari juara atau semifinalis turnamen tingkat benua yang diadakan tiap dua tahun sekali. Jadi, turnamen Piala Dunia junior juga bisa rutin terselenggara tiap dua tahun sekali.
Kebetulan, format kualifikasi seperti ini juga digunakan pada kompetisi Olimpiade cabor sepak bola putra. Dimana, semifinalis atau tiga besar turnamen U-23 (atau U-21 di Eropa) tingkat benua lolos ke Olimpiade.