Bicara soal Reog Ponorogo, dalam konteks sebagai satu warisan budaya, selalu ada hal-hal unik tentangnya. Mulai dari mitos sampai kontroversi, semua hadir beriringan dengan eksotikanya.
Sebagai informasi, Reog Ponorogo adalah kesenian tradisional dari Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Formasinya terdiri dari penari barongan dan penari Jathilan, tapi tidak terpaku pada aturan jumlah atau formasi tertentu. Â
Berat standar reog Ponorogo adalah 35 kg, dengan tinggi 2.25 meter, selebihnya kembali ke selera pribadi dan kekuatan fisik penari. Bisa juga digunakan untuk dekorasi pelaminan.
Pada masa lalu, seluruh peraga / penari Reog Ponorogo adalah pria, seperti Tari Lengger di daerah Banyumas (Jawa Tengah) dan sekitarnya.
Penyebabnya, bagi masyarakat Ponorogo, penari perempuan dianggap kurang baik, karena terkesan seronok atau tabu.
Ini menjadi sebuah keunikan yang sempat menjadi ciri khas dan mengundang pro-kontra, karena dianggap tak biasa.
Keunikan dan dinamika pelakon Reog Ponorogo juga pernah diangkat menjadi sebuah film oleh sutradara kenamaan Garin Nugroho, dalam film berjudul "Kucumbu Tubuh Indahku".
Film ini mengisahkan kiprah seorang penari Lengger yang berperan sebagai  gemblak (abdi) seorang warok, dalam tradisi klasik penari Reog Ponorogo.
Meski dianggap tak biasa, film yang antara lain dibintangi oleh Sujiwo Tejo dan Endah Laras ini mampu meraih penghargaan Film Terbaik di Festival Film Indonesia tahun 2019, beserta beberapa penghargaan lainnya, baik di dalam maupun luar negeri.
Berkat film ini juga, Garin Nugroho mendapat penghargaan Sutradara Terbaik di Festival Film Indonesia tahun 2019.