Bicara soal Olimpiade, sepak bola menjadi salah satu cabang olahraga yang cukup menarik, karena punya jejak sejarah cukup panjang. Maklum, cabor satu ini sudah mulai dipertandingkan sejak Olimpiade 1900.
Tapi, peserta dari cabor olah bola baru melibatkan negara di luar benua Eropa dan Amerika Utara pada edisi 1924.
Dalam kesempatan ini, Mesir hadir sebagai wakil Afrika pertama, dengan Uruguay keluar sebagai juara, dan kembali juara di edisi 1928. Momen inilah yang dianggap sebagai cikal bakal Piala Dunia, dan menjadi alasan mengapa Timnas Uruguay punya empat bintang, meski sebenarnya baru dua kali juara dunia (1930 dan 1950).
Bagaimana dengan kiprah wakil benua Asia?
Wakil benua Kuning baru hadir pertama kali di event multicabang ini pada Olimpiade 1936 di Berlin. Kala itu, Jepang mampu melaju ke babak perempatfinal, setelah mengalahkan Swedia 3-2 di babak pertama.
Sayang, mereka lalu dilipat Italia, yang di akhir turnamen meraih medali emas dengan skor 0-8.
Di edisi 1948, atau edisi perdana setelah Perang Dunia kedua, wakil benua Asia kembali hadir, dengan Korea Selatan, Taiwan, dan India tampil di babak pertama.
Dari ketiganya, hanya Korea Selatan yang lolos ke babak perempatfinal, setelah mengalahkan Meksiko dengan skor 5-3. Tapi, di perempat final, Tim Setan Merah kalah selusin gol tanpa balas atas Swedia, sang peraih medali emas.
Sempat absen di Olimpiade 1952, sepak bola Asia membuat satu momen historis di Olimpiade Melbourne 1956. Thailand, Jepang, Indonesia, dan India ikut ambil bagian.
Dari keempatnya, Indonesia dan India mampu membuat impresi positif. Indonesia yang dimotori Ramang mampu memaksa Uni Soviet yang digawangi Lev Yashin melakukan laga ulangan.