Tapi, jelas ada satu motivasi yang membuatnya lapar akan kemenangan: mengobati rasa penasaran karena belum meraih trofi juara di timnas senior. Ya, seperti diketahui, meski bergelimang gelar di klub, pemain boncel ini belum bisa meraih trofi di timnas.
Dengan usianya saat ini, agaknya mantra "sekarang atau tidak sama sekali" benar-benar melecutnya. Tak peduli sekasar apapun perlakuan pemain bertahan lawan padanya, ia tetap menginspirasi tim.
Kini, Messi dan La Seleccion akan bersiap menghadapi Brasil si raja terakhir di Estadio Maracana, tempat dimana ia dan Timnas Argentina pernah patah hati hati, karena kalah dari Jerman di final 2014.
Memori pahit itu memang akan jadi rintangan mental, disamping Brasil dan Neymar yang sejauh ini tampil impresif di turnamen. Tapi, inilah ujian sempurna, yang akan membuktikan, apakah Messi akhirnya mampu meraih trofi juara, atau akan dikenang sebagai "si spesialis patah hati" dari Argentina.
Mampukah Messi kembali menginspirasi Argentina?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H