Bicara soal kiprah Timnas Indonesia akhir-akhir ini, rasa miris jelas akan langsung muncul. Maklum, dari delapan pertandingan di kualifikasi Piala Dunia 2022, Tim Garuda mencatat tujuh kekalahan dan sekali imbang.
Terlepas dari masalah pandemi Corona yang memang dialami banyak negara di seluruh dunia, catatan performa mereka benar-benar membuat "mindset" banyak orang di Indonesia, termasuk saya, soal tim ini berubah total, kalau tak boleh dibilang turun kelas.
Di masa lalu, kalau bicara soal prediksi pralaga, pilihannya adalah menang, imbang atau kalah. Penyebabnya, materi tim yang ada cukup kompetitif, dan kompetisi liga masih rutin berjalan, tidak vakum seperti setahun terakhir.
Ditambah lagi, setiap pelatih punya konsep taktik yang jelas. Ada karakter khas, dan penanganan yang baik dalam hal teknis maupun nonteknis.
Tapi, sejak Luis Milla hengkang usai Asian Games 2018, semuanya berubah drastis. Tak ada konsep taktik, selain umpan panjang dan lari kencang, selagi masalah elementer seperti teknik dasar, disipliner, dan pola makan ikut menyeruak.
Dari sinilah, ketertinggalan tim nasional jadi semakin terlihat. Bukan hanya di tingkat benua, tapi juga di tingkat Asia Tenggara.
Jangankan menang, mencetak gol saja susahnya setengah mati. Alhasil, ekspektasi soal Timnas Indonesia kini bergeser. Dari yang dulunya soal hasil akhir, jadi turun ke jumlah gol.
Pertanyaannya sederhana: bisakah Timnas Indonesia mencetak gol hari ini? Kalau bisa, berapa gol yang akan tercipta?
Memang, PSSI sudah bergerak mengontrak Shin Tae-Yong, eks pemain  Timnas Korea Selatan. Tapi, sang pelatih nyatanya lebih banyak dibuat pusing, karena mendapati level kebugaran tim kurang bagus, keterampilan teknik dasar belum memadai, dan pola makan pemain juga  masih belum sesuai standar atlet sepak bola.
Berangkat dari situ, eks pelatih Timnas Korea Selatan ini lalu coba membenahi aspek mendasar yang selama ini jadi sorotan. Masalahnya, karena masalah ini kadung mendarah daging, perkara hasil akhir jadi terbengkalai.
Akibatnya, Evan Dimas dkk kerap jadi lumbung gol dan poin tim lawan. Jangankan menang, bisa bermain imbang sekali (imbang 2-2 vs Thailand) saja sudah panen puja-puji.Â