Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Balada Lebaran dan Pagebluk

13 Mei 2021   19:54 Diperbarui: 13 Mei 2021   19:56 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketupat lebaran (Kompas.com)

Padahal, walau hanya antar kabupaten, mudik tetaplah mudik. Ironisnya, mereka malah mengkritisi orang-orang yang nekad mudik walau sudah dilarang.

Kadang, aku bingung dengan tradisi satu ini, terutama sejak umur makin bertambah. Ada perbandingan status pekerjaan, perkawinan, dan hal-hal personal lain. Semuanya tertata rapi, persis racikan Krabby Patty buatan Si Celana Kotak.

Dalam keadaan biasa, lebaran tatap muka dengan komparasi ini-itu memang wajar. Dalam bungkus "menanyakan kabar", semua akan mengalir begitu saja.

Bagaimana dengan lebaran di masa pagebluk?

Mungkin, daya pukul metode membandingkan akan melempem jika lebaran itu diadakan secara virtual.
Matikan volume, habis perkara.
Apapun yang mereka bilang, aku tak peduli, walau mereka bicara sampai berbusa-busa.

Jadi, jangan heran kalau setelah setahun, pagebluk ini masih begitu-begitu saja. Seperti sedang jalan di tempat.

Aku tak kaget, saat hal yang sedang dilarang ini tetap dilakukan. Di negara berbunga ini, aturan memang dibuat untuk dilanggar. Aku hanya merasa tersinggung, karena upayaku untuk bertindak "aman" seperti diejek.

Andai aku bisa mendapat kesempatan pergi sekali lagi, aku akan melewatkan momen rutin ini, demi kesehatan jiwa.

Pagebluk dan lebaran memang bukan pasangan ideal. Mereka pasangan paling menyebalkan yang Tuhan boleh hadirkan.

Walau begitu, aku masih bersyukur, karena pasangan menyebalkan ini boleh hadir. Berkat mereka, semua jadi terang benderang: siapa yang mau menahan diri dan tidak serta siapa yang tertib dan tidak.

Untuk saat ini, aku hanya bisa berharap, semoga pasangan menyebalkan ini tidak awet, karena ada begitu banyak orang yang ingin kembali hidup sebagaimana mestinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun