Remontada.
Inilah gambaran sederhana, dari aksi Dinamo Zagreb saat menjamu Tottenham Hotspur, di leg kedua babak 16 besar Liga Europa, Jumat (19/3) dinihari WIB.
Hebatnya, Remontada ini mampu mereka lakukan, saat situasi sedang serba tak ideal, baik di dalam maupun di luar lapangan.
Di dalam lapangan, wakil Kroasia ini mengawali laga dengan modal kekalahan 0-2 di leg pertama. Dalam laga ini, sepasang gol Harry Kane memastikan Spurs unggul.
Tentunya, ini menjadi satu tugas berat buat klub masa muda Luka Modric, karena minimal harus menang 3-0 untuk lolos. Padahal, lawan yang dihadapi lebih kuat di atas kertas.
Masalahnya, jelang laga ini dimulai, Dinamo ditinggal pergi pelatih Zoran Mamic. Ia mengundurkan diri setelah dijatuhi hukuman penjara selama empat tahun atas kasus korupsi.
Apa boleh buat, Damir Krznar yang diplot menjadi pengganti darurat jadi punya tugas ganda. Ia dituntut menjaga suasana ruang ganti, sambil coba membalikkan keadaan.
Mungkin situasi ini terlihat hampir mustahil. Tapi Spurs sendiri datang membawa modal negatif, setelah kalah 1-2 atas Arsenal di Liga Inggris.
Situasi inilah yang coba dimanfaatkan Si Biru, untuk mencatat hasil positif. Kebetulan, mereka sudah dianggap "selesai" karena kalah di leg pertama, dan berganti pelatih secara mendadak.
Mengandalkan Mislav Orsic di lini depan, klub masa muda Zvonimir Boban (legenda Timnas Kroasia dan AC Milan) ini mampu tampil lepas, dan meladeni permainan tim asuhan Jose Mourinho dengan baik.
Memang, belum ada gol tercipta di babak pertama, tapi mereka tahu, satu gol saja akan mengubah alur pertandingan. Dalam laga ini, strategi pragmatis khas Mourinho dengan jelas menunjukkan, The Lilywhites ingin main aman untuk lolos.