Bicara soal Timnas Inggris, kesan "wow" pasti akan muncul di awal. Maklum, The Three Lions punya sejarah panjang dan kompetisi liga yang disebut-sebut sebagai salah satu yang terbaik saat ini.
Dengan profil sebagai tim juara Piala Dunia 1966, banyak pemain dari berbagai latar belakang yang ingin membela Tim Tiga Singa, karena kesempatan tampil di turnamen mayor yang cukup besar.
Salah satunya, pemain keturunan imigran asing atau diaspora Inggris di luar negeri. Ada yang memang berasal dari negara eks koloni Inggris, ada juga dari negara lain.
Dari era John Barnes (keturunan Jamaika), Owen Hargreaves (berpaspor Jerman dan Kanada), Danny Welbeck (keturunan Ghana), Eric Dier (berpaspor Portugal) sampai Raheem Sterling (Jamaika), para pemain keturunan asing ini sukses memberi warna dan keunikan khas dalam tim
Tren ini sebenarnya mirip dengan Timnas Prancis, yang banyak diisi pemain keturunan imigran Afrika atau Karibia. Begitu juga dengan Timnas Belanda yang selalu punya pemain keturunan Suriname atau Indonesia di tiap generasi.
Tapi, dalam beberapa tahun terakhir, daya tarik itu terlihat mulai luntur. Ada yang memilih timnas negara leluhurnya, seperti pada kasus Wilfred Zaha (Pantai Gading), yang sempat tampil di laga uji coba.
Ada juga yang memilih timnas negara tempat tinggalnya, seperti Jamal Musiala (Jerman). Pemain Bayern Munich ini jadi rebutan karena bakat besarnya, sebelum akhirnya mantap memilih Tim Panser, meski sempat dibujuk Gareth Southgate, pelatih Timnas Inggris.
Terkini, ada Yusuf Musah yang menolak The Three Lions. Pemain jebolan akademi Arsenal ini memang sedang berkembang pesat di Valencia. Alhasil, tiga negara langsung meliriknya, yakni Ghana (negara leluhurnya), Inggris (negara tempat orang tuanya tinggal), dan Amerika Serikat (negara kelahirannya).
Pemain berposisi gelandang ini akhirnya memilih berkostum Tim Negeri Paman Sam, karena ada prospek cerah dan proyek jangka panjang yang dirasa menarik.
Apalagi, ada sejumlah pemain berbakat di generasi terkini, seperti Christian Pulisic (Chelsea) Sergino Dest (Barcelona) dan Weston McKennie (Juventus).
Di luar itu semua, faktor lain yang juga menentukan adalah tingkat kewajaran pada sorotan media. Seperti diketahui, media Inggris dikenal cukup "ganas" dalam hal mengkritisi dan mengekspos pemain.