Setelah sempat menganggur selama beberapa bulan terakhir, akhirnya Mario Balotelli resmi berlabuh di Monza, Senin (7/12). Di klub kontestan Serie B Italia ini, Super Mario diikat kontrak hingga 30 Juni 2021
Selama periode tanpa klub, Balotelli diketahui berlatih bersama tim Serie D, Franciacorta, untuk menjaga kebugaran. Penyerang asal Italia ini terakhir berseragam Brescia, dengan kontraknya diputus dini akibat masalah indisipliner.
Sebelum akhirnya berseragam Monza, Balo dikaitkan dengan Genoa, Barnsley (klub kasta kedua Liga Inggris) dan kontestan Liga Brasil, Vasco da Gama.
Beruntung, krisis penyerang di  Monza memastikan pemain keturunan Ghana ini bisa tetap bermain di Italia. Meski hanya klub kasta kedua, Monza dihuni sosok yang mengenal dan dikenalnya dengan baik.
Di jajaran direksi, ada duet Silvio Berlusconi (pemilik klub) dan Adriano Galliani (CEO), yang sebelumnya merupakan petinggi AC Milan, klub yang pernah diperkuat Balo dalam dua periode berbeda.
Di tim, ada Christian Brocchi (eks pemain dan pelatih AC Milan) yang kini melatih Monza. Ada juga Kevin Prince Boateng, pemain berpengalaman asal Ghana, yang pernah menjadi rekan setimnya.
Jika melihat bagaimana perjalanan karirnya, ini jelas menjadi satu titik nadir, dari seorang pemain yang pernah dianggap  sangat berbakat di awal karirnya.
Ya, seorang pemain yang pernah merasakan Treble Winner di Inter Milan, juara Liga Inggris di Manchester City, dan final Piala Eropa bersama Timnas Italia, kini justru bersiap main di kompetisi kasta kedua, dengan ikatan kontrak jangka pendek.
Ini jelas buah dari kebandelan mendarah daging dalam diri Balo, yang karirnya memang menurun tajam, sejak hengkang ke Liverpool pada tahun 2014. Pemain yang identik dengan nomor punggung 45 ini memang  sempat tampil bagus di Ligue 1 Prancis, saat berseragam OGC Nice dan Marseille.
Tapi, rekam jejak polahnyal yang luar biasa, membuat pemain badung ini tak pernah mendapat kontrak jangka panjang. Sejak kontraknya diputus Liverpool tahun 2016, dirinya praktis menjadi pemain nomaden, sampai akhirnya mendarat di Monza.
Melihat situasinya, Monza dan Balo sebetulnya punya kepentingan mirip, dan kebetulan saling membutuhkan. Kebetulan, Monza butuh tenaga Balo, untuk menambal lini depan yang sedang kekurangan pemain fit, demi menjaga mimpi promosi ke Serie A.