Setelahnya, Liverpool yang dominan mampu mengontrol keadaan sepanjang di babak kedua. Di sini Thiago mampu menjadi pengatur tempo permainan yang baik, dan membuat Si Merah nyaman menguasai bola.
Padahal, selama ini Liverpool justru kerap keteteran saat memegang kendali permainan, atau menghadapi lawan yang bermain efektif, seperti saat kalah adu penalti atas Arsenal di Community Shield. Begitu juga saat pekan lalu memang 4-3 atas Leeds.
Tak adanya pemain bertipe playmaker menjadi satu penyebab utama. Di sinilah Thiago muncul sebagai solusi.
Meski ditekan, Chelsea bukannya tanpa peluang. Mereka sempat mendapat hadiah penalti di menit ke 73, setelah Timo Werner dilanggar Thiago di kotak terlarang, sayang, eksekusi penalti Jorginho mampu ditepis Alisson.
Setelahnya, kedua tim saling serang, tapi tak ada gol yang tercipta. Alhasil, Liverpool memang 2-0.
Terlepas dari kartu merah Christensen, laga ini sebetulnya menyajikan paradoks. Liverpool yang sejauh tak banyak berbelanja pemain, terbukti tetap berbahaya, karena kejelian Klopp dalam memanfaatkan situasi dan membuat kejutan terlihat ampuh.
Sebaliknya, Lampard yang sibuk berbenah agaknya masih butuh waktu ekstra, untuk menyatukan seluruh tim, dan mematangkan taktik. Apalagi, mereka akan kedatangan Edouard Mendy (29), kiper asal Prancis yang musim lalu bersinar bersama Rennes di Ligue 1 Prancis.
Di sini, Lampard juga dituntut untuk mampu memperbaiki segera performa tim. Jika tidak, ini akan jadi musim yang sulit buat The Roman Emperor.
Meski Liga Inggris baru menuntaskan pertandingan kedua, kemenangan atas Chelsea jelas menunjukkan, meski tak begitu aktif berbelanja pemain baru, Liverpool tetap tak boleh dianggap enteng, karena mereka kini punya variasi taktik lebih beragam dibanding musim lalu.
Menarik ditunggu, bagaimana perjalanan kedua tim setelah ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H