Dengan begitu, rantai "pewaris" virus perpeloncoan bisa diputus. Otomatis, budaya negatif ini bisa hilang dengan sendirinya.
Seharusnya, ini menjadi satu tanggung jawab kampus, untuk membangun mentalitas positif lewat pendidikan, bukan sebaliknya.
Karena, inti masalah "penyakit turun temurun" ini bukan berada di teknologi atau metode yang digunakan, tapi mentalitas yang menjiwainya.
Semaju apapun teknologinya, sebagus apapun metodenya, selama mentalitas yang ada masih mental kolonial, percuma saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H